Ketut Kabul Suasana beserta karya seninya yang akan dipamerkan dalam PKB 2021. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Setahun lebih pandemi COVID-19 telah mewabah. Dampaknya juga sangat dirasakan oleh para perupa.

Namun, pandemi tidak membuat perupa vakum berkarya. Justru semangatnya tetap membara.

Kendati ekonomi terpuruk akibat pandemi, para perupa justru tetap produktif menggali ide-ide baru, diwujudkan dalam karya rupa. Demikian juga pecinta seni tetap berupaya menjaga atmosfir seni rupa dengan memamerkan karya-karya perupa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).

Salah satu perupa Bali yang juga aktif berkarya pada masa pandemi ini adalah I Ketut ‘’Kabul’’ Suasana. Selain menghasilkan karya dua dimensi berupa lukisan, Kabul juga menciptakan karya tiga dimensi berupa topeng atau tapel.

Baca juga:  Tren Kasus COVID-19 Terus Menunjukkan Penurunan

Bahkan, dalam hajatan Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2021, pada 12 Juni mendatang, karya topengnya dipamerkan. Kabul sebagai duta Tabanan, tampil dalam ajang seni tersebut bersama peserta dari kabupaten/kota dalam pameran bertajuk ‘’Bali Kandarupa 2021 (Wanda, Rimba dan Spiritualias)’’.

Bali Kandarupa merupakan pameran kolosal seni rupa yang pertama dalam sejarah PKB. Hal ini merupakan manifestasi dari pemberlakuan Perda No.4/2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, sehingga pada PKB 2021 ditetapkan pelaksanaan Bali Kandarupa sebagai satu kesatuan dalam rangkaian pesta kebudayaan tahunan ini.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali di Atas 250, Kumulatif Korban Jiwa Capai 75O Orang

‘’Saya menampilkan tiga karya topeng dalam Bali Kandarupa yaitu Tapel Barong Gajah, Barong Naga dan Tapel Paksi. Berbahan kayu pule, topeng-topeng ini sudah dikerjakan dalam waktu yang cukup lama, mulai dari pengolahan kayu, pengeringan, pembuatan tapel sampai tahapan pewarnaan dan finishing,’’ ujar Kabul dihubungi di studio senirupanya ‘’Suhu Lebah’’, Desa Apuan, Baturiti Tabanan, Selasa (25/5).

Kabul belajar membuat topeng sejak usia kanak-kanak, mendapat sentuhan dari tangan ayahnya, Made Malun (alm). Ayahnya adalah perupa berbakat yang semasa hidup adalah dikenal sebagai pematung, pemahat, pembuat pratima, pembuat tapel topeng, pembuat bade (wadah) dan produk seni lainnya. ‘’Saya keturunan keluarga sangging. Ayah seniman alam. Dari sejak kecil saya sudah terbiasa melihat ayah berkarya. Hasil karyanya banyak menghiasi rumah. Ayah juga pembuat bade dan itu biasa dikerjakan di rumah,’’ ujar Kabul. (Subrata/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Geriana Kangin Lestarikan Tradisi ”Neruna”
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *