Suasana di Pantai Sanur saat pandemi COVID-19. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Musim ombak besar kembali terjadi. Seperti yang terjadi di Pantai Sanur. Ombak di pagi hari cukup besar hingga menerjang sejumlah warung di pinggir pantai. Namun, setelah sore, kondisi air laut sudah surut.

Salah seorang nelayan Pantai Sanur, Nyoman Ardana yang ditemui di Pantai Matahari Terbit, Rabu (26/5) mengatakan, ombak di pantai itu cukup besar. Bahkan, air laut sampai masuk di areal pedagang kaki lima (PKL) di pantai itu. “Tadi airnya sampai di sini,” ujarnya sambil menunjukan areal yang sempat tergenang air laut.

Dikatakan, tingginya air laut kali ini bukan karena bulan Purnama. Memang diakui saat ini sudah mulai musim air laut pasang.

Baca juga:  Purnama Sada dan Kala Paksa, Tak Baik untuk Palukatan Diri

Bahkan, terkadang kalau pun bulan Purnama, air laut tetap surut. “Ini memang musim air laut pasang,” ujarnya.

Tingginya air laut, berdampak pula pada penyeberangan dari Sanur ke Nusa Penida ataupun Nusa Lembongan. Penyeberangan yang biasanya dilakukan di Pantai Sanur, dipindah ke arah selatan dekat Museum Le Mayeur atau Pantai Le Mayeur.

Di sisi lain, Kepala Syahbandar Wilayah Kerja Sanur, I Ketut Suratnata Putra mengatakan ombak pasang ini mulai sejak pukul 07.00 WITA. Dengan keadaan gelombang yang cukup tinggi hingga mencapai 2.5 meter akan sangat berbahaya bagi penumpang dan kru kapal. “Di sini kan banyak karang, dengan kondisi gelombang yang tinggi, sangat berbahaya bagi kapal maupun penumpang sehingga dipindah ke Pantai Le Mayeur,” kata Suratnata.

Baca juga:  Pasang Kabel TV, Tersetrum hingga Pingsan

Kondisi pasang ini diperkirakan karena pengaruh Purnama Sadha. Menurutnya, kondisi ini tak akan berlangsung lama, dengan perkiraan 2 sampai 3 jam. “Ini bisa jadi karena purnama sehingga pengaruh gravitasi yang membuat air pasang,” katanya.

Sementara untuk esok, pihaknya belum bisa memprediksi apakah akan terjadi lagi air pasang ini. Walaupun di pinggir gelombang cukup tinggi, namun menurut informasi dari kru kapal yang ia terima, kondisi di tengah laut cukup tenang. “Kalau besok masih seperti ini, kami pindahkan lagi demi keselamatan, karena sulit memprediksi kondisi alam, di dalam katanya tenang, cuma di luar saja yang airnya cukup tinggi,” ungkapnya.

Terkait jumlah kunjungan ia mengatakan tak ada peningkatan yang signifikan meskipun sedang libur Waisak. Hanya saja kebanyakan penumpang merupakan pemedek yang akan bersembahyang ke Pura Dalem Ped. “Untuk libur ini tidak berefek bagi kenaikan jumlah penumpang. Karena dari luar daerah juga belum bisa bebas ke sini. Hanya pemedek saja yang banyak,” katanya.

Baca juga:  Musim Hujan Datang, Warga Trunyan Was-was

Terkait protokol kesehatan pihaknya bekerjasama dengan pihak terkait melakukan penyemprotan desinfektan pada loket tiket dan boat setiap pagi. Juga mewajibkan setiap penumpang untuk memakai masker dan menjaga jarak.

Penyeberangan dilakukan pagi hingga pukul 09.00 Wita. Dan siang pukul 13.00 – 16.00 WITA. Terkait pemantauan cuaca, pihaknya mengaku tetap mengacu pada prakiraan cuaca dari BMKG. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *