Verifikasi
Ilustrasi. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Survei digelar Y-Publica terkait elektabilitas partai menjelang Pemilu 2024. Dalam survei itu, elektabilitas Partai Demokrat mengalami tren peningkatan.

Bahkan kini telah masuk ke posisi tiga besar, menggeser Partai Golkar. “Demokrat masuk tiga besar elektabilitas partai politik. Elektabilitas Demokrat bertengger di angka 8,1 persen,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono, Rabu (26/3), dikutip dari Kantor Berita Antara.

Posisi pertama diduduki PDIP dengan elektabilitas 22,5 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 13,2 persen. Golkar yang sebelumnya selalu menempati urutan ketiga, terlempar ke empat besar dengan raihan elektabilitas 7,8 persen.

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum memiliki wakil di DPR terus naik elektabilitasnya. Bahkan merangsek ke posisi enam besar.

Baca juga:  Dauh Wijana dan Cok Ibah Daftar Penjaringan Golkar

Pada jajaran papan bawah, Partai Ummat juga terus mengalami kenaikan dan memimpin elektabilitas partai-partai gurem. “Demokrat masuk tiga besar elektabilitas partai politik, sedangkan dua parpol menjadi kuda hitam, yaitu PSI yang masuk enam besar dan Partai Ummat memimpin partai-parta gurem,” kata Rudi.

Menurut Rudi, kenaikan elektabilitas Demokrat terjadi sejak survei pada bulan Februari 2021. Tren tersebut ada kaitannya dengan gonjang-ganjing kongres luar biasa (KLB), kubu Agus Harimurti Yudhoyono berhasil selamat dari upaya penggulingan oleh kubu Moeldoko.

AHY mengalami ujian politik terbesar dalam kepemimpinannya di Demokrat sejak menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono. AHY mulai terjun ke kancah politik ketika diusung sebagai calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Baca juga:  Bangun Candi Bentar Tak Proporsional, Konsultan Pengawas Proyek Penataan Pantai Legian Dapat Teguran Keras

Nama AHY juga kerap muncul dalam bursa calon presiden 2024 ataupun sebagai calon wakil presiden. Di tangan AHY, kata Rudi, Demokrat berhasil membangun kepemimpinan oposisi menantang dominasi tiga besar parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar.

Pada jajaran papan tengah, PSI memantapkan diri setelah masuk ke posisi enam besar dengan elektabilitas mencapai 5,3 persen. “Di antara parpol-parpol non-Senayan lainnya, PSI paling berpeluang lolos parliamentary threshold,” ujar Rudi.

Sementara itu, parpol baru yang didirikan Amien Rais, Partai Ummat, paling bersinar di antara parpol-parpol papan bawah. “Dengan elektabilitas 1,7 persen, Partai Ummat mengancam PAN yang dahulu juga didirikan Amien Rais, tetapi kini terus menurun elektabilitasnya,” ucap Rudi.

Baca juga:  Logistik Ajang MotoGP Mandalika Tiba

Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen. (kmb/balipost)

Berikut adalah elektabiltias partai politik:
PDIP 22,5 persen,
Gerindra 13,2 persen,
Demokrat 8,1 persen,
Golkar 7,8 persen,
PKS 5,8 persen,
PSI 5,3 persen,
PKB 5,1 persen,
Nasdem 3,8 persen,
PPP 2,1 persen,
Partai Ummat 1,7 persen,
PAN 1,1 persen,
Perindo 0,6 persen,
Hanura 0,5 persen,
Gelora 0,1 persen,
Berkarya, PBB, Garuda, PKPI, dan Masyumi Reborn masing-masing 0,0 persen, serta
Tidak tahu/tidak jawab 22,3 persen.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *