DENPASAR, BALIPOST.com – Bali TV genap berusia 19 tahun, Rabu (26/5). Walaupun dalam situasi sulit, Bali TV terus berkarya menjaga keajegan adat dan budaya Bali.
Di usianya yang ke- 19, Bali TV selalu menjadi mataharinya Bali, menyinari masyarakat Bali untuk memberikan pencerahan terhadap agama, adat dan budaya. Bali TV tetap komit mengajagekan adat dan budaya Bali diakui Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster, yang hadir dalam perayaan HUT ke-19 Bali TV bersama Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana.
Puncak HUT ke-19 Bali TV, digelar acara spesial yang disiarkan secara live dari studio Bali TV, bertema ‘’19 Tahun Bali TV, Wujudkan Nangun Sat Kerti Loka Bali, Bali Era Baru, I Love Bali, Bali Bangkit.’’ Hadir saat itu Direktur Bali TV, Satria Naradha beserta nyonya.
Putri Suastini Koster yang Ketua Dekranasda Bali itu berharap Bali TV tetap bersama masyarakat menjaga ajegnya adat dan budaya Bali warisan budaya leluhur, serta selalu memberi pencerahan kepada masyarakat.
Di sisi lain Putri Suastini Koster, menyampaikan untuk mewujudkan visi Nangun Sat Kerti Loka Bali, banyak yang harus ditata kembali, seperti pengolalaan sampah, bagaimana UMKM agar berjaya, dan mengoptimalkan peran krama istri di desa adat. Bali sudah darurat sampah. Ini harus dikelola dengan sistem dan pola yang tepat, sehingga tidak mewariskan musibah bagi anak cucu kita. Ini perlu didukung semua pihak.
Sementara itu Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana mengatakan Bali TV dalam momentum 19 tahun telah memasuki hal besar dalam industri televisi, yakni produksi film televisi. Langkah kolaborasi Bali TV dengan ISI Denpasar ini, akan menjadi jawaban atas gema industri film dunia yang pada masa pandemi Covid-19 ini melirik Bali sebagai lokasi syuting.
Terlebih produksi FTV yang dirintis Bali TV terkait tema-tema besar seperti seri Legenda Bali. Langkah ini tidak saja menarik dan strategis dari sisi orientasi kreatif industri televisi, melainkan juga sangat penting dalam membangun apresiasi dan pencerahan terkait sejarah peradaban Bali dari masa ke masa.
FTV Dalem Balingkang, bertajuk Cinta Kasih Abadi di Bali, merupakan pembuktian kerja kreatif yang ideologis– menempatkan narasi cinta kasih abadi di atas persepsi berkelindan friksi dan politik kuasa.
Dalam proses produksi FTV Dalem Balingkang ini dilakukan berdasarkan perjalanan spiritual dan wawancara mendalam pada tokoh-tokoh umat, masyarakat, dan juga seniman. Pihaknya terlibat dalam sebagian proses produksi ini, termasuk berdiskusi secara mendalam dengan Jero Gede Alitan Batur, dan pemangku di Pura Ulun Danu Songan, dan juga melewati proses sembahyang menyusuri jejak spiritual terkait Maha Raja Jayapangus dan Dalem Balingkang.
Sementara memeriahkan puncak HUT ke-19 Bali TV, digelar acara spesial yang disiarkan secara live dari studio Bali TV, bertema ‘’19 Tahun Bali TV, Wujudkan Nangun Sat Kerti Loka Bali, Bali Era Baru, I Love Bali, Bali Bangkit.’’
Acara tersebut dimeriahkan garapan tari Topeng Tua dan Rangda, penampilan sejumlah penyanyi tersohor seperti Widi Widiana, Dek Ulik, Bayu KW, Trisna STE, Nia Prasetya feat Putu Angelica & Tejak Prabawa, 3 G, Wahyu dan Dwara, Anggi dkk dan bondres STI.
Puncak acara HUT ke-19 Bali TV, diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Pasambyangan Dalem Kretti Bhuana, dilanjutkan potong tumpeng.
HUT Bali TV juga dimeriahkan dengan penayangan perdana Legenda Bali “Dalem Balingkang”, sebuah FTV tentang cinta kasih abadi di Bali. (Subrata/balipost)