MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung, mulai mempersiapkan program Work From Bali (WFB). Program yang berpusat di Nusa Dua ini disebut persiapan dibukanya international border.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Badung, Cokorda Raka Darmawan saat dikonfirmasi Kamis (27/5) mengatakan WFB membantu pelaku pariwisata untuk mengisi kekosongan tingkat okupasi selama pandemi COVID-19. Selama ini, tingkat okupansi mengalami penurunan akibat belum dibukanya penerbangan internasional.
“Rencana WFB ini sangat baik untuk meningkatkan okupansi di daerah Nusa Dua. Selama ini untuk wisatawan domestik sudah ada yang datang, tapi di hari-hari tertentu saja, saat hari libur panjang. Sehingga kebijakan ini baik juga untuk mengisi kekosongan wisatawan,” ujarnya.
Cok Darmawan menjelaskan, WFB yang berpusat di Nusa Dua adalah persiapan dibukanya international border. Sehingga nantinya saat menerima wisatawan asing pengelola dan pekerja telah siap untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) kepada wisatawan.
“Menteri Maritim yakni Pak Luhut mengeluarkan kebijakan lembaga dan kementerian itu agar berkantor di Bali, baik juga untuk melatih diri baik pengusaha pariwisata, pekerja dan penerapan prokes,” jelas Asisten Administrasi Umum ini.
Menurutnya, sambil menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait WFB, ada beberapa persiapan yang harus dilaksanakan. Salah satunya dengan memastikan penerapan prokes di Nusa Dua.
“Pertama kami mempersiapkan dari CHSE terutama untuk industri pariwisata baik dari hotel, restoran dan obyek wisata. Kalau di Nusa Dua Khususnya kawasan ITDC 100 persen sudah memiliki CHSE, dari prasarana-prasarananya dan penerapan di lapangan sudah siap. Tinggal menunggu kedatangan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan akan mengirim 25 persen ASN dari tujuh kementerian di bawahnya untuk Work From Bali (WFB). Rencana ini akan berpusat di kawasan Nusa Dua.
WFB tersebut disambut baik oleh Pemkab Badung melalui Dinas Pariwisata. Pasalnya rencana tersebut dinilai dapat mengisi kekosongan tingkat okupansi selama pandemi Covid-19. (Parwata/balipost)