Suasana di parkiran Pantai Lebih yang masih tergenang air laut. (BP/kup)

GIANYAR, BALIPOST.com – Fenomena air laut lampaui tanggul penahan gelombang Pantai Lebih merupakan bagian siklus alam yang rutin dihadapi pedagang di pesisir pantai itu setiap tahun. Salah satu pedagang ikan laut di Pesisir Pantai Lebih, Nengah Pebriani Kamis (27/5) mengatakan guna menyiasati siklus alam mereka menunggu air laut surut.

Pebriani menyampaikan pengunjung Pantai Lebih memang mengalami penurunan di awal pandemi. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kondisinya berangsur ramai.

Baca juga:  Cegah Kebocoran Retribusi, Bangli akan Pasang CCTV di Loket Wisata Kintamani

Ia menjelaskan siklus alam, air laut melampaui tanggul penahan gelombang pantai mulai terjadi Rabu (26/5). Sesuai pengalaman sebelumnya gelombang air yang tinggi ini akan terjadi 2-3 hari. “Ini terjadi terutama menjelang bulan purnama saat air laut pasang,” ucapnya.

Senada dikatakan Gung Sri, pedagang kuliner yang lain. Walaupun terjadi air pasang dan menggenangi parkiran pedagang Pantai Lebih tetap berjualan.

Air laut naik ke parkiran Pantai Lebih pada pagi hari dan surut secara bertahap pada siang hari. Gung Sri menyampaikan pelaku ekonomi termasuk pedagang di Pesisir Pantai Lebih sudah terbiasa menyikapi perubahan kondisi alam. “Konsumen akan berani memasuki parkiran saat air laut sudah surut, kita wajib memahami kondisi alam,” tuturnya. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Ritual Nangluk Merana Digelar Di Pantai Lebih
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *