Staff Khusus Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif), Fiki Chikara Satari, Kamis (28/5) saat mengunjungi STIMIK Primakara. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kampus bisa mengambil peran strategis untuk pengembangan UMKM ke depan. Terutama dalam pemberdayaan digitalisasi dan pendampingan UMKM go digital. Demikian dikemukakan Staff Khusus Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (Bidang Ekonomi Kreatif), Fiki Chikara Satari, Kamis (28/5).

Fiki mengungkapkan dari sisi jumlah, UMKM di Indonesia mencapai 98 persen (65 juta lebih) dari total pelaku usaha. Namun masih minim UMKM yang onboarding di platform digital atau UMKM go digital.

Di akhir tahun 2019 hanya ada 8 juta UMKM (12 persen) yang masuk di platform digital. Tahun ini jumlah UMKM yang onboarding di platform digital menjadi 19 persen (12,5 juta lebih). “Target Presiden Jokowi pada 2024 harus ada 30 juta UMKM onboarding di platform digital. Ini target kita bersama, pemerintah tidak bisa sendiri harus dibantu stakeholder, bagaimana UMKM bisa bertahan dan memenangkan persaingan,” ujar Fiki, dalam rilis yang diterima.

Dikatakan saat ini masih ada empat hal yang menjadi tantangan digitalisasi UMKM. Pertama literasi digital UMKM masih rendah. Kedua, kapasitas produksi kecil. Ketiga, kualitas produksi belum konsisten atau cenderung rendah. Keempat akses pasar belum optimal.

Baca juga:  Masa Pandemi, UMKM di Jembrana Tumbuh 80 Persen

“UMKM kita terlambat masuk ke digitalisasi di waktu yang seharusnya. Sekarang tugas kita bersama memperkecil ketertinggalan itu,” kata Fiki yang sebelumnya juga merupakan pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif.

Ia pun mengajak UMKM bersiap menghadapi disrupsi digital gelombang kedua yang tengah berjalan. Dimana ada peluang-peluang baru bagi UMKM seperti di sektor agritech dan foodtech, healthtech, edutech, interactive experience & games, hingga fintech.

“Para startup harus bareng-bareng, harus berkoalisi, membangun ekosistem. Analoginya seperti superhero Marvel, DC, Justice League, yang bersatu (untuk melawan villain/penjahat),” pungkasnya.

Ia mengapresiasi keberpihakan nyata dan berbagai program pemberdayaan digitalisasi UMKM dan pendampingan UMKM go digital, seperti yang dilakukan kampus STIMIK Primakara. Yang dilakukan kampus yang mengusung Technopreneurship Campus (Kampus Pencetak Technopreneur atau Wirausaha Berbasis Teknologi) ini dinilai sangat sejalan dengan program-program Kemenkop UKM yang mendorong sebanyak-banyaknya UMKM masuk (onboarding) di platform digital atau digitalisasi UMKM alias UMKM go digital.

“STMIK Primakara ini bisa mengambil peran strategis dalam pengembangan UMKM masa depan, bukan hanya di Bali tapi Indonesia. Apa yang telah dilakukan STMIK Primakara sangat relevan dengan kondisi industri dan UMKM saat ini yang membutuhkan bantuan, pendampingan, mentor-mentor untuk bisa onboarding di platform digital,” kata Fiki.

Baca juga:  UMKM Topang Kinerja BRI, Raih Laba Rp 32,4 Triliun

Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Made Artana memaparkan berbagai upaya membantu dan mendampingi para pelaku UMKM Bali untuk go digital. Juga upaya Technopreneurship Campus ini mencetak technopreneur atau pelaku startup teknologi baru.

“Kita tidak bisa menghentikan gelombang disrupsi digital, tapi bisa berenang dan berselancar agar tidak tenggelam. Maka sejak 2013 berdiri STMIK Primakara sebagai Technopreneurship Campus (kampus pencetak Technopreneur) dengan dukungan kurikulum, event, dan ekosistem startup,” papar Artana.

Terkait dengan event dan ekosisten startup, STMIK Primakara setiap hari Jumat menggelar aktivitas Startup Day sebagai wahana edukasi dan sharing tentang startup. Lalu ada event Bali Startup Camp, salah satu camp startup terbesar di Bali. Para peserta diajak membuat startup hanya dalam 48 jam.

Event lainnya adalah Bali Startup Expo yang digulirkan sejak 2016 yang menjadi ajang pameran produk startup mahasiswa STMIK Primakara sekaligus ajang edukasi tentang startup bagi masyarakat umum. Bali Startup Expo ini digelar di mall-mall ternama di Bali.

Baca juga:  Fokus Pendampingan UMKM, BRI Bantu Petani Bunga di Tomohon

Artana juga menerangkan STMIK Primakara juga menjadi tempat penyelenggaraan event Global Game Jam. Yang terbaru, STMIK Primaka juga diajak bekerjasama menjalankan program UMKM Bali Bangkit Bersama Bank BPD Bali yang digulirkan Bank BPD Bali serangkaian memperingati HUT ke-59 Bank BPD Bali dengan tujuan juga mendorong digitalisasi UMKM di Bali. Program ini juga memberikan stimulus modal usaha bagi 59 UMKM terpilih.

Dewan Pembina STMIK Primakara Ida Bagus Agung Gunarthawa menambahkan salah satu kunci sukses digitalisasi UMKM agar bisa meningkatkan skala usahanya (scale up) adalah koloborasi, menjalin kerjasama dan sinergi hexa helix yang melibatkan akademisi, sektor bisnis, pemerintah, media, komunitas, dan institusi keuangan/agregator. Ia juga mengungkapkan akan ada follow up secara kelembagaan untuk jalinan kerjasama antara STMIK Primakara dan Kementerian Koperasi dan UMKM dalam upaya mempercepat digitalisasi UMKM di Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *