Bawang merah disimpan petani. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Harga cabai merah besar di tingkat petani merosot sejak dua pekan terakhir. Jika sebelumnya laku dijual di kisaran Rp 35 ribu per kilogram, kini hanya Rp 8 ribu.

Jro Mangku Komang Raka, petani cabai di Banjar Hulundanu Desa Songan, Kintamani mengaku tak tahu pasti penyebab turunnya harga cabai merah besar dalam dua pekan terakhir. Dia mengatakan penurunan harga terjadi bertahap dari yang awalnya Rp 35 ribu turun menjadi Rp 30 ribu kemudian Rp 16 ribu dan kini di kisaran harga Rp 8 ribu per kilogram.

Baca juga:  Karena Ini, Petani Bangli Kurang Tertarik Tanam Bawang Putih

Bagi petani, harga Rp 8 ribu tergolong murah. “Kalau hitung-hitung biaya produksi, rugi. Tidak dapat untung,” ungkapnya, Minggu (30/5).

Menurutnya, petani akan bisa dapat untung sedikit, jika harga jual cabai merah besar minimal Rp 15 ribu per kilogram. Meski harga murah, ia mengaku tetap memanen dan menjual cabainya. Itu dilakukan ketimbang merugi total.

Selain cabai merah besar, harga bawang merah juga dikatakan murah. Per kilogramnya bawang merah hasil panen petani hanya laku di kisaran Rp 10-14 ribu.

Baca juga:  Petani Enggan Tanam Bawang Putih, Lebih Pilih yang Merah

Petani bisa dapat untung jika minimal harga bawang merah Rp 20 ribu per kilogramnya. “Kalau harganya kurang dari Rp 15 ribu itu sudah rugi bagi petani. Apalagi cuaca seperti sekarang yang menderung cenderung berkabut yang membuat pemeliharaan lebih susah. Bawang jadi gampang rusak,” ujarnya.

Berbeda dengan cabai, petani masih bisa menyimpan hasil panen bawang merahnya di gudang sebelum dijual. Tetapi tidak bisa lama-lama. Maksimal 20 hari. “Kalau lebih dari itu sudah tidak bagus. Kering,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Budidaya Bawang Merah Terkendala Biaya Produksi Mahal dan Cuaca Buruk
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *