DENPASAR, BALIPOST.com – Melihat kondisi negara menghadapi perkembangan COVID-19 saat ini, Polda Bali siaga mengahadapi perkembangan pascalibur panjang dua sampai empat minggu ke depan. Apalagi negara tetangga sudah lockdown karena COVID-19. Hal ini disampaikan Karoops Polda Bali Kombes Pol. Firman Nainggolan, Senin (31/5).
“Berdasarkan hasil Rakor (rapat kk5) ditetapkan tiga posko penyekatan. Tujuannya memastikan tidak ada yang membawa COVID-19. Jadi semua yang melakukan aksi agar di-Swab dan dilakukan karantina serta dibawa ke rumah sakit apabila hasilnya menunjukan positif Covid-19,” tegas Kombes Firman saat apel kesiapan pengamanan unjuk rasa (unras) Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bali (AMP KKB) di GOR Ngurah Rai, Denpasar.
Menurutnya, beberapa wilayah di Indonesia menerapkan aturan yang sama. Oleh karena itu apapun kegiatan masyarakat harus memahami situasi ini.
Anggota Polri harus memberikan pemahaman bagaimama menyelamatkan manusia. Unras tersebut akan diawasi petugas Satgas COVID-19 Provinsi Bali dan Kota Denpasar.
Selain itu pengamanan awal dikerahkan Dalmas Polresta dipimpin Kapolresta Kombes Jansen Avitus Panjaitan. Apabila terjadinya eskalasi dari Intelijen berubah, maka diambil alih Karoops, Dalmas dan PHH Brimob Polda Bali. “Pasukan sudah standby di Polda. Dalam kegiatan ini kita melibatkan rekan pecalang yang nantinya dikedepankan menegakkan peraturan prokes dengan memberikan penjelasan kepada peserta aksi,” ujarnya.
Ia berharap pengamanan unras tersebut harus dilakukan semaksimal mungkin dan tegas. Berkaitan perkembangan kondisi saat ini, Kombes Firman personelnya tetap mematuhi prokes COVID-19.
“Saat ini berkembang virus varian baru sangat mematikan dan sangat cepat penularannya. Saya minta lakukan deteksi dini dan perintah Bapak Kapolda lakukan penggembosan sebelum melakukam aksi ini untuk mencegah kerumunan,” tandasnya. (Kerta Negara/balipost)