Petugas mengevakuasi jasad petani yang ditemukan tewas di bantaran sungai. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Warga di Banjar Dinas Bau Kawan, Desa Nawakerthi Kecamatan Abang, Senin (31/5), menemukan sesosok mayat laki-laki di sungai. Identitas jasad itu adalah I Nengah Putu (41) yang merupakan warga setempat.

Korban meninggal dunia, diduga karena pembuluh darah kepala pecah. Kapolsek Abang, AKP I Kadek Suadnyana, saat dikonfirmasi, Selasa (1/6), mengungkapkan, peristiwa penemuan mayat tersebut terjadi pada Senin (31/5) sekitar pukul 14.30 WITA.

Sebelum kejadian, Wayan Mandra yang juga orangtua korban mendapati anaknya meninggalkan rumah sekitar pukul 06.30 WITA untuk mencari pakan sapi. “Korban lengkap membawa sabit dan membawa tali nilon untuk mencari pakan ternak. Korban mencari pakan ternak dengan berjalan kaki,” ucapnya.

Baca juga:  Puluhan Orang Terjaring Sidak Masker di Jalan Imam Bonjol

Suadnyana, menambahkan, sebelum korban ditemukan meninggal dunia, pihak keluarga sempat khawatir karena sampai pukul 11.00 WITA, korban tidak pulang. Dan pihak keluarga berupaya untuk melakukan pencarian terhadap korban di seputaran tempat biasanya korban mencari pakan sapi.

Setelah melakukan pencarian beberapa jam, korban akhirnya ditemukan sekitar pukul 14.00 WITA.

“Saat ditemukan, korban dalam keadaan berbaring di dasar tukad (sungai tanpa air) dengan keadaan sudah meninggal. Di dekat korban, petugas menemukan sabit, tali nilon warna biru, sarung tangan pada saku celana serta tumpukan rumput yang sudah sempat di potong oleh korban,” katanya.

Baca juga:  Stok Blangko Habis, Karangasem Tak Bisa Cetak E-KTP

Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, korban sedang menderita gangguan pada otak karena pernah terjatuh dari atas pohon albesia. Atas kejadian itu, pihak keluarga sempat membawa korban berobat ke rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan CT scan, bahwa terjadi penggumpalan darah di bagian otak. “Dugaan sementara, korban meninggal karena pembuluh darah bagian kepala korban pecah akibat penggumpalan darah yang terjadi di bagian otaknya. Bahkan, sebelum meninggal sekitar seminggu lalu, sakit lain yang dialaminya juga sempat kambuh,” helas AKP Suadnyana. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Tren Kenaikan Kasus COVID-19 Harus Jadi Alarm, Tiga Provinsi Ini Penyumbang Terbesar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *