Tangkapan layar peta sebaran kasus COVID-19 di Indonesia. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tambahan kasus COVID-19 secara nasional pada Selasa (1/6) turun di bawah 5.000. Namun, dalam menangani pandemi ini, protokol kesehatan harus terus dilakukan secara disiplin.

Korban jiwa juga masih bertambah. Jumlah yang dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Ada di bawah 200 orang.

Pasien sembuh bertambah lebih banyak dari jumlah kasus baru. Tambahan pasien sembuh ada di atas 5.300 orang.

Data dari Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, terjadi penambahan 4.824 orang. Kumulatifnya menjadi 1.826.527 orang.

Hari ini juga terdapat pasien yang sembuh sebanyak 5.360 orang. Total pasien sembuh menjadi 1.674.479 orang (91,6 persen).

Sementara itu untuk pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal jumlahnya mencapai 145 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 50.723 orang (2,8 persen).

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 101.325 orang (5,6 persen). Selain itu, masih terdapat 61.108 suspek.

Sentuh 100 Ribu Kasus

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam laporan perkembangan penanganan pandemi Covid-19 bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito, Senin (31/5), mengatakan saat ini angka kasus positif COVID-19 sudah menyentuh kembali angka 100 ribu kasus. Padahal, sebelumnya sempat berada di bawah 90 ribu kasus.

Baca juga:  Dua Pasien Positif COVID-19 dari Klaster Ijtima Gowa Sembuh

“Jadi sudah ada kenaikan, walaupun angka ini memang masih jauh di bawah angka puncak yang pernah kita capai di awal tahun yang berkisar di 170 ribu,” ujar Menkes dalam keterangan pers virtual dipantau dari Denpasar.

Ia pun mengatakan berdasarkan pengalaman libur panjang sebelumnya, yakni libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), libur panjang Idul Fitri tahun lalu, dan libur panjang lainnya, tren kenaikan kasus akan mencapai puncaknya sekitar 5-7 minggu. Terkait hal tersebut, Presiden menekankan agar seluruh daerah tetap melakukan protokol kesehatan secara disiplin.

“Jadi kemungkinan akan adanya kenaikan kasus diperkirakan akan sampai puncaknya di akhir bulan ini. Sehingga arahan Bapak Presiden adalah dipastikan bahwa seluruh daerah tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan 3M dengan baik,” jelasnya.

Selain kasus aktif, Menkes menyebut bahwa rumah sakit juga mengalami peningkatan pasien masuk. Dari total kapasitas 72 ribu tempat tidur rumah sakit, tingkat keterisian sempat berada di angka 20 ribu dan sekarang sudah berada di angka 25 ribu atau naik sekitar 20-25 persen.

Baca juga:  Ini, 7 Poin SKB Penghentian Kegiatan FPI

“Kami sampaikan memang kenaikannya agak tinggi, tetapi kita masih memiliki kapasitas sampai dengan 72 ribu. Jadi masih ada cukup kapasitas yang kita miliki,” sebutnya.

Ia mengakui memang beberapa kabupaten/kota tidak merata mengenai pengisiannya. “Ada beberapa yang kabupaten kota yang tinggi keterisian di rumah sakitnya seperti ada di Aceh, sebagian kabupaten kota di Sumatera Barat, di Kepulauan Riau dan Provinsi Riau juga ada di daerah Jambi, kemudian sebagian Jawa Tengah, ada juga di Kalimantan Barat, dan ada sedikit di Sulawesi,” paparnya.

Secara khusus, ungkapnya, Presiden juga sempat menanyakan laporan kasus di Kudus, Jawa Tengah, yang belakangan mengalami peningkatan luar biasa. Baik dari sisi kasus konfirmasi maupun pasien yang masuk rumah sakit.

Terkait hal tersebut, Menkes memastikan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti dengan menyalurkan pasien ke rumah sakit di daerah sekitar Kudus dan ke ibu kota provinsi di Semarang. “Kami terus berkoordinasi dengan Pak Gubernur, juga pasien-pasien yang tadi yang berasal dari daerah sekitar Kudus seperti Pati kemudian Sragen, itu juga kita arahkan ke rumah sakit-rumah sakit lain di luar Kudus,” imbuhnya.

Baca juga:  Jadi Lokomotif Pengganti Pariwisata, Bali Perlu Siapkan "Rel" Khusus Pertanian

Di samping itu, Menkes melanjutkan, Kapolri juga telah menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan micro lockdown dalam kerangka Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Sehingga yang terjadi di Kudus bisa diisolasi dan tidak menyebar ke daerah lain di Jawa Tengah.

“Kami juga sudah sekarang minta sampel untuk dilakukan genome sequencing apakah lonjakan yang ada di Kudus ini disebabkan oleh adanya mutasi baru,” lanjutnya.

Menkes berpesan kepada daerah-daerah yang lonjakan kasusnya cukup tinggi untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak secara ketat dan disiplin.

Di saat yang sama, pemerintah juga terus mempersiapkan obat-obatan dan rumah sakit. “Sekarang trennya lagi naik, tapi kalau kita disiplin insyaallah harusnya semuanya bisa kita atasi dengan baik. Seluruh rumah sakit sudah kita persiapkan obat-obatan juga sudah kita persiapkan,” tandasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *