Gubernur Koster didampingi Ny. Putri Suastini Koster membuka Bulan Bung Karno III Tahun 2021, Selasa (1/6). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster membuka Bulan Bung Karno III Tahun 2021 di Gedung Ksirarnawa Art Center Denpasar, Selasa (1/6). Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster berharap pada tahun 2022 semua Desa di Bali bisa melaksanakan Bulan Bung Karno.

Selain sebagai wujud penghormatan dan bhakti kepada Bung Karno sebagai Bapak Pendiri Bangsa yang telah merumuskan dasar negara, penyelenggaraan Bulan Bung Karno di Provinsi Bali yang pelaksanaannya sampai ke Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga Desa/Kelurahan ini memiliki tujuan mulia. Tujuan Mulia pertama, yaitu mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara.

Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, memperkokoh semangat kebangsaan dan inklusi sosial di tengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas.

Keempat, membangkitkan dan memelihara memori kolektif masyarakat Bali tentang ketokohan dan keteladanan Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Dan kelima, memperkuat institusionalisasi nilai-nilai Pancasila, dan Spirit perjuangan Bung Karno sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Bali.

Baca juga:  GPR Institute Anugerahi Gubernur Koster "Top Government Public Relations Figure 2023"

Gebernur jebolan ITB Bandung ini, memaparkan bahwa tema yang diusung pada Bulan Bung Karno III 2021 ini, yakni Wana Kerthi: Taru Prana Bhuwana (Pohon sebagai Nafas Bumi). Tema ini sejalan dengan “Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Yang artinya, menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia sakala-niskala, menuju kehidupan Krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, Berdaulat secara Politik, Berdikasi secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan, melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.

Baca juga:  Capaian Kinerja 5 Tahun Tatanan Bali Era Baru, Koster-Cok Ace Bangun Infrastruktur Monumental dan Fundamental

“Tema Wana Kerthi: Taru Prana Bhuwana ini dapat menjadi wahana bagi penyebarluasan, internalisasi serta pelaksanaan Pancasila serta ajaran-ajaran Bung Karno secara nyata dalam upaya pelindungan dan pelestarian alam semesta. Sehingga politik green, politik yang pro-alam lestari, dengan pemanfaatan sepenuhnya energi terbarukan, energi ramah lingkungan, termasuk pola pembangunan yang senantiasa selaras dalam menjaga kesucian dan kelestarian hutan, keragaman hayati, serta ruang hijau, menjadi tekad dan ikrar ideologis bersama. Tidak boleh gentar, lemah, dan putus asa, betapapun tantangan dan godaan hadir untuk membelokkan cita-cita ini, Kita harus tetap tegak demi kelangsungan harmoni alam, manusia, dan kebudayaan Bali,” tandas Gubernur Koster.

Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan bahwa alam, hutan, tetumbuhan dengan segala kekayaan hayati tidak saja menjadi sumber kehidupan, kesejahteraan, dan pengobatan, tetapi juga sumber inspirasi untuk menata kehidupan sosial dan peradaban. Seperti Bung Karno melakukan perenungan dan merumuskan Pancasila sedari melihat, menatap, dan memasuki desa-desa di Indonesia, termasuk kala Bung Karno di pengungsian di Ende, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga:  Gubernur Koster dan Direktur BCA Kerja Sama E-Commerce Payment Gateway

Bung Karno merenung di bawah pohon sukun, dan melihat energi supranatural bekerjanya Tri Murti pada dedaunan, pohon, dan dahan Sukun. “Begitulah harmoni tokoh besar Bangsa ini dengan semesta raya. Energi yang dipancarkan oleh Alam adalah energi kehidupan dan keindahan bagi manusia. Karena itu pilihan tema Wana Kerthi menjadi kontekstual dan selaras, terlebih pada situasi pandemi Covid-19, yang mana kembali ke alam, hutan, dan tetumbuhan sebagai sumber usadha-pengobatan,” ujar Gubernur Koster.

Oleh karena itu, penghormatan paling utama kepada Bung Karno adalah dengan meneladani dan melaksanakan ide, pemikiran, gagasan, dan cita-citanya untuk Indonesia Raya. “Saya berharap seluruh lapisan masyarakat Bali, terutama generasi muda mari dengan suka cita memikul tanggung jawab ideologis ini,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *