Suasana di Kuta Square yang sepi pengunjung di tengah pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, kawasan ini selalu dipadati wisatawan asing dan domestik. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menunjukkan belum membaiknya ekonomi Bali. Semua indikator ekonomi seperti NTP, ekspor dan impor, kunjungan wisata, dan keberangkatan pesawat udara mengalami penurunan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya, Rabu (2/6) mengatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali pada Mei 2021 mencapai 91,93, turun 0,20% dibandingkan April 2021. NTP tersebut terbentuk dari komponen pembentuk indeks yang diterima petani (hasil tani) sebesar 98,83 atau turun 0,65%.

Sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 107,50, turun 0,45%. Kedua indeks pembentuk NTP tersebut memang sama-sama mengalami penurunan, namun indeks atau hasil yang diterima petani lebih kecil dari indeks yang dibayar. Hal ini bisa menjadi indikasi petani merugi.

Sedangkan jika kompomen biaya rumah tangga petani dikeluarkan dari perhitungan, membentuk NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian). Pada Mei 2021, NTUP tercatat 92,12, turun 0,97% dibandingkan April 2021.

Indikator perkembangan ekonomi Bali dapat juga dilihat dari ekspor dan impor Bali. Meski neraca perdagangan Bali surplus USD 41,19 juta pada April 2021, namun ekspor Bali belum menunjukkan kabar yang menggembirakan.

Baca juga:  Dikeluhkan, Jalan Paving Depan Pura Ulun Danu Batur Dibongkar

Pada April 2021, ekspor Bali mengalami penurunan 6,74% dibandingkan Maret 2021 karena pada April 2021, ekspor Bali USD 44,39 juta sedangkan ekspor Maret 2021 sebesar USD 47,60 juta. Lima negara yang menjadi tujuan ekspor Bali terbesar pada April 2021 yaitu ke Amerika Serikat sebesar USD 15,07 juta, turun -6,29% dibandingkan Maret 2021 (mtm), ekspor ke Australia tercatat USD 3,84 juta, turun -15,53% (mtm), ke Tiongkok sebesar USD 2,85 juta, turun 22,58% (mtm), Jepang USD 2,21 juta, turun -21,92% (mtm, Perancis USD 1,92 juta, turun -33% (mtm). “Lima besar negara tujuan ekspor mengalami penurunan,” imbuh Hanif.

Dari sisi komoditas yang diekspor juga mengalami penurunan. Lima besar komoditas ekspor Bali pada April 2021 yaitu ikan dan udang sebesar USD 12,96 juta, turun -3,83% dibandingkan Maret 2021 atau mtm, pakaian jadi bukan rajutan nilai ekspornya mencapai USD 4,90 juta, turun -13,63%.

Nilai ekspor perhiasan atau permata sebesar USD 4,56 juta, turun -9,65%, nilai ekspor kayu dan barang dari kayu sebesar USD 3,62 juta, naik 3,89%, perabot penerangan rumah USD 3,33 juta, naik 26,48%. Nilai ekspor kumulatif Januari sampai April 2021 sebesar USD 167,02 juta, turun -0,49% dibandingkan periode sama tahun 2020 .

Baca juga:  Di Ubud, Enam Vila Diduga Tak Berizin Disidak

Sedangkan impor Bali pada April 2021 turun USD 3,20 juta dibandingkan Maret 2021 sebesar USD 5,29 juta. Dengan demikian secara mtm turun 39,49%. Jika dibanding impor April 2021 dengan April 2020, impor Bali turun -41%, karena nilai impor April 2021 sebesar USD 5,43 juta. “Jadi, sama dengan ekspor Bali, impor Bali juga turun,” ujarnya.

Dari sisi indikator pariwisata yaitu jumlah kumulatif kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari – April 2021 tercatat sebanyak 34 kunjungan. Jumlah ini mengalami penurunan hampir 100% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada April 2021 pada hotel berbintang sebesar 10,09%. Dibandingkan TPK pada Maret 2021, TPK tersebut turun 0,15 poin. Sedangkan TPK hotel non bintang pada April sebesar 5,65%, naik 0,01 poin dibanding Maret 2021.

Indikator lainnya, rata-rata lama menginap tamu pada April 2021 di hotel berbintang selama 2,15 hari, naik 0,04 poin dibandingkan rata–rata lama menginap tamu pada Maret 2021. Sedangkan rata–rata lama menginap hotel non bintang pada April 2021 selama 1,542 hari, naik dibandingkan Maret 2021 sebesar 0,007 poin. “Rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang lebih tinggi dari hotel non bintang,” ujar Hanif.

Baca juga:  Nasabah BPR Bali Artha Anugrah Diimbau Tenang, LPS akan Siapkan Proses Pembayaran

Indikator lainnya terkait pariwisata yaitu keberangkan pesawat internasional pada April 2021 sebanyak 32 penerbangan, naik 10,34% dibandingkan Maret 2021. Sedangkan dibandingkan April 2020, keberangkatan pesawat internasional, turun 72,88%. “Kalau kita lihat jumlah kumulatif, keberangkatan pesawat internasional pada Januari -Maret 2021 sebanyak 128 penerbangan, dibandingkan periode yang sama tahun 2020, turun 98,37%,” ujarnya.

Untuk keberangkan penumpang domestic pada April 2021 ada sebanyak 142.329 penumpang, yang mana kondisi ini dibandingkan keberangkatan domestic pada Maret 2021 naik 21,56%. Jika dibandingkan keberangkatan penumpang domestik pada April 2020 naik 222 % (yoy).

Sehingga jika dilihat secara kumulatif, jumlah keberangkatan pesawat domestik pada Januari – April 2021 sebanyak 5.899 penerbangan, yang mana jumlah ini masih terjadi penurunan dibanding periode sama tahun 2020 dengan penurunan 43,21%. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *