DENPASAR, BALIPOST.com – Saat ini transformasi teknologi berkembang begitu cepat. Terlebih di masa pandemi COVID-19.
Semua masyarakat harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi tersebut. Bahkan, siapa saja bisa menjadi kreator konten, apabila mereka kreatif dan inovatif memanfaatkan peluang transformasi teknologi ini.
“Ke depan “content is the king,” konten itu akan menjadi raja, jadi kami berharap kreativitas-kreativitas lokal bertumbuh, khususnya di Bali. Karena banyak orang berharap barometer kreatif itu salah satunya tumbuh di Bali,” ujar Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Yuliandre Darwis, Ph.D., Kamis (3/6).
KPI Pusat pun mengapresiasi langkah Bali TV yang mengedepankan kearifan lokal dalam tayangannya. Seperti menggarap sebuah Sinetron FTV Legenda “Dalem Balingkang: Cinta Kasih Abadi di Bali”.
Menurutnya, garapan yang mengangkat legenda-legenda lokal akan menjadi kekuatan konten di Indonesia yang nantinya dinikmati oleh masyarakat internasional. Hal ini sejalan dengan tujuan dari semangat Undang-Undang Penyiaran.
Dia berharap Bali TV terus konsisten memproduksi film-film yang mengangkat legenda-legenda kearifal lokal di Bali.
Ia juga menegaskan pentingnya transformasi siaran TV dari analog ke digital. Sebab, transformasi ini akan memberikan dampak positif pada kejernihan siaran TV maupun membantu ketersediaan jaringan 5G.
TV Digital akan menyajikan tayangan dengan kualitas gambar lebih jernih. Apalagi, jangkauan siar TV digital lebih merata.
Pihaknya pun optimis semua channel TV akan memulai siaran digital pada November 2022 mendatang. “Sosialisasi ke masyarakat sudah kami lakukan, kita berharap Pemerintah menyiapkan segala infrastruktur, sehingga jangan sampai ketika sudah ‘kick off’ kita tidak siap untuk menikmati digitalisasinya,” ujarnya. (Winatha/balipost)