NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah pelaku perjalanan yang mencari screening di Pelabuhan Gilimanuk mempertanyakan protap GeNose. Selain prosesnya lama, disebutkan kuota untuk pelayanan GeNose terbatas.
Ujung-ujungnya para pelaku perjalanan yang hendak mengikuti protap prokes COVID-19, diarahkan mencari screening lainnya yakni rapid test antigen. “GeNose ini kan prinsipnya lebih mudah, murah dan cepat. Tapi faktanya malah pengurusan lama. Memang tidak antre, tapi lama, dua sampai tiga jam,” terang Tohari (40) salah seorang warga yang hendak menyeberang ke Jawa, Kamis (3/6) malam.
Sementara sistem tiket layanan penyeberangan Ketapang Gilimanuk melalui online ada batas waktu setelah pembelian tiket. Sehingga berpotensi tiket hangus ketika menunggu hasil GeNose keluar.
“Ujung-ujungnya bila mau cepat diarahkan ke Antigen. Disebutkan masa berlakunnya juga lebih panjang 1×24 jam. Sedangkan GeNose hanya 1×12 jam. Khusus untuk rapid test antigen di Bali, bisa berlaku selama 14 hari asalkan ada validasi dari KKP,” tandas warga lainnya yang kecewa.
Di saat penumpang sepi saja, prosesnya cukup lama. Apalagi ketika padat penumpang. GeNose dipatok biaya Rp 40 ribu per orang. Sedangkan untuk Rapid Test Antigen Rp 160 ribu.
Sehingga lebih banyak para penumpang yang memilih GeNose. Tetapi ternyata, waktu prosesnya cukup lama.
Selain itu, fakta di lapangan untuk geNose sangat sensitif dibandingkan dengan rapid test antigen. Pelaku perjalanan yang merokok atau batuk, akan terdeteksi positif. Tetapi belum tentu bila screening menggunakan rapid test antigen.
Karena itu, saat masa padat kendaraan keluar masuk Bali, banyak yang terdeteksi positif di GeNose. Tetapi setelah diarahkan ulang mencari rapid test antigen, hasilnya negatif.
Juru Bicara Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Arisantha, Jumat (4/6) mengatakan terkait layanan screening di Gilimanuk merupakan ranah provinsi dan dikelola oleh BUMN Kimia Farma. Tetapi secara umum, layanan skrining GeNose untuk pelayanan tidak memerlukan waktu lama.
“Kalau GeNose itu hasilnya sekitar 15 menit. Nah tergantung situasi di lapangan apakah alatnya banyak atau bagaimana. Tapi kalau sampai satu jam terlalu lama,” terang Arisantha. (Surya Dharma/balipost)
apakah hal ini (tunggu hasil tes lama atau antrian panjang) masih terjadi? terima kasih
Betul sekali. Lama sekali kl ramai. Tlg BUMN memperbaiki dan menambah fasilitas nya.