GIANYAR, BALIPOST.com – Karya sastra diharapkan mampu menumbuhkan rasa optimisme menghadapi Pandemi COVID-19. Harapan itu disampaikan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi saat membuka Workshop Sastra Bali Klasik yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud, Gianyar, Sabtu (5/6).
Selain Menteri Perhubungan, acara juga dihadiri Staf Khusus Presiden Bidang Kebudayaan, Sukardi Rinakit dan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI.
Budi Karya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan ajang kreasi sastra yang digagas Puri Kauhan Ubud. Ajang kreasi sastra ini disebutnya akan dapat mengisi ruang-ruang kosong kehidupan bangsa, ruang kosong dalam diri setiap manusia.
Budi Karya Sumadi membuka acara dengan membacakan sebuah puisi, yang diterimanya saat berjuang untuk sembuh dari COVID-19. Puisi yang membuatnya gigih berjuang agar bisa sembuh dan bisa beraktivitas kembali.
Ia berharap, karya-karya yang lahir nantinya, dapat memberikan warna lain, membangun semangat dan optimisme bagi bangsa untuk bersama-sama bangkit mengatasi pandemi. Sekaligus memberikan semangat dan energi positif kepada masyarakat Bali yang mengalami tekanan berat pada masa pandemi.
Bali sebagai tempat untuk mendapatkan inspirasi, tidak boleh menyerah dan putus asa.
Rangkaian workshop Sastra Saraswati Sewana berlangsung tiga hari. Workshop hari pertama mengambil tema Sastra Bali modern. Dilanjutkan workshop hari kedua yang bertujuan menghidupkan tradisi menulis sastra Bali klasik: Kidung dan Geguritan.
Acara workshop hari kedua dipandu oleh Gunayasa. Hadir dua pembicara yakni Drs. I Dewa Gede Windhu Sancaya, M.Hum. dan Wayan Suteja, M.Hum.
Windhu Sancaya menyampaikan materi terkait “Ngawi Geguritan”. Sedangkan I Wayan Suteja menyampaikan materi “ngawi Kidung”.Diharapkan melalui workshop ini, masyarakat terutama yang tertarik untuk mengikuti lomba, mendapatkan gambaran yang semakin jelas mengenai karya yang akan dihasilkan dan diikutsertakan dalam lomba penulisan Sastra Saraswati Sewana.
Workshop ketiga akan diselenggarakan Minggu (6/6) yang secara khusus mengasah kemampuan peserta untuk ngawi satua untuk anak dan juga ngawi kakawin. (Subrata/balipost)