Peta Rencana jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang akan melintasi tiga kabupaten. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Pro kontra pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi makin mengemuka seiring akan dimulainya sosialisasi terkait penetapan lokasi (penlok) jalan tol ini. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, Minggu (6/6) menilai bahwa adanya pro kontra merupakan hal yang biasa untuk kemajuan Jembrana.

Namun, ia meminta semua pihak mengesampingkan kepentingan politik. Pihaknya sebagai Bupati berpikir Jembrana 20 tahun ke depan, bukan hanya hari ini saja. Sehingga ada penyetaraan kue pariwisata seluruh Kabupaten/Kota di Bali. “Tol di Bali ini yang termahal di Indonesia. Memang dilematis ada yang tidak mau dibebaskan, ada yang berharap dibebaskan,” ucapnya.

Baca juga:  Warga dari 10 Subak Lakukan Perang Tipat di Pura Masceti Desa Sayan

Ia mengatakan akan bicara juga agar masyarakat Jembrana jangan dirugikan dalam hal pengganti rugi tanah itu. “Sekarang ini baru tahap sosialisasi, saya belum bisa campur tangan di situ. kalau nanti ada masalah ujung-ujungnya mencari saya (Bupati) dan akan kami fasilitasi dengan pemrakarsa tol. Ini kepentingan orang banyak (umum) yang kita pikir,” kata Tamba.

Ia menilai saat ada jalan tol, bukan hanya pariwisata saja, tetapi juga distribusi barang dan jasa bisa lebih lancar. Tamba meminta masyarakat jangan apriori dan mengikuti dulu sosialisasi. Termasuk nantinya terkait kearifan lokal di Bali juga akan tetap dijaga. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Demografi Bali Didominasi Kaum Migran, Terutama di Kawasan Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *