Sampah plastik menumpuk di pesisir pantai. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pencemaran plastik dan sampah menjadi ancaman terbesar saat ini. Terutama polusi plastik, menjadi masalah utama bagi kehidupan di wilayah pesisir dan laut di seluruh sudut belahan dunia.

Menurut Direktur eksekutif, Coral Triangle Center Rili Djohani, saat peringatan Hari Laut Sedunia, Selasa (8/6), berdasarkan data studi yang dirilis oleh Ocean Conservancy, diketahui setiap tahun sekitar delapan juta ton sampah plastik terbuang ke laut. Hal tersebut akan membunuh lebih dari 100.000 mamalia laut.

Baca juga:  Gubernur Koster: Kualitas Alam Bali Menurun, Harus Diperbaiki

Melalui peringatan ini, pihaknya mengajak setiap orang untuk dapat turut membantu menyelamatkan ekosistem laut. Caranya dengan tidak membuang sampah sembarangan ke laut.

Karena dari prediksi yang ada, di 2025 akan ada 1 ton  plastik di setiap 2 ton ikan yang ditangkap di laut. Sehingga, pada 2050 diperkirakan akan ada lebih banyak plastik dibandingkan ikan di laut.

Pihaknya terus menggelorakan kampanye lingkungan, menyelamatkan laut dari ancaman polusi plastik. “Jika tidak ada upaya untuk menghentikan polusi plastik ini, diperkirakan pada tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di laut,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Investasi Masif, Lingkungan Makin Terdegradasi
BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. tidak usah menunggu 2050,.. sekarang juga sudah numpuk sampah plastik… selama plastik diproduksi terus, maka selama itu sampah bertambah.. percuma kampanye anti plastik kalau yg produksi terus dilakukan.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *