Kepala gorila raksasa yang dibuat dari bahan ranting dan batang jeruk (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Kadek Sudanco memang sosok yang kreatif. Setelah sukses menyulap akar bambu jadi topeng tiki yang banyak diminati pasar luar negeri, ia kemudian mencoba memanfaatkan ranting dan batang jeruk yang sudah kering menjadi karya seni unik berupa kepala gorila berukuran raksasa.

Karya itu banyak diminati untuk dipajang sebagai spot selfie dan pintu masuk obyek wisata, vila dan restoran. Pada Rabu (9/6) seniman asal Desa Tembuku itu menuturkan dirinya awalnya hanya iseng-iseng membentuk ranting dan batang jeruk yang sudah kering menjadi kepala gorilla berukuran raksasa dengan mulut menganga.

Itu dilakukan saat awal-awal pandemi covid-19 melanda 2020 lalu. “Saat itu kan sepi tamunya. Jadi iseng-iseng buat. Awalnya setelah jadi, maunya saya taruh di Tukad Cepung (obyek wisata air terjun yang ada di Tembuku). Tapi ada yang meminati, dan mumpung saya butuh pekerjaan jadi saya kasi,” ungkapnya.

Baca juga:  Giliran PMI Asal Desa Bantas Kubu Positif COVID-19

Dirinya memilih membuat kepala gorila karena pas dan sesuai dengan bahan dan warna ranting dan batang jeruk yang sudah kering. Ia tidak perlu menambahkan banyak warna pada kepala gorilla buatannya sebab warna kayu jeruk yang kering sudah berwarna gelap seperti warna bulu gorila sungguhan.

Untuk membuat satu buah kepala gorilla ukuran 4×2,5 meter dirinya bisa membutuhkan sekitar 2 truk ranting dan batang jeruk. Sudanco mengakui tak mudah mendapat bahan untuk membuat kepala gorilla.

Baca juga:  Kenalkan Potensi Alam, Taman Tanah Pegat Gelar Festival Cahaya Lampu

Sebab biasanya petani punya waktu tersendiri memangkas ranting dan batang jeruknya yang sudah kering. “Sekitar bulan 10 baru biasanya saya bisa dapat bahan,” ujarnya.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu kepala gorilla raksasa sekitar 1 hingga 1,5 bulan. Pengerjaannya biasanya dilakukan di rumahnya di wilayah Sribatu, Susut.

Ia bekerja tidak sendiri, namun dibantu beberapa orang tenaga. Selain bentuk kepala gorilla, ayah tiga anak itu juga membuat karya seni serupa dengan bentuk berbeda. Seperti kepala singa.

Hanya saja bahan yang digunakan bukan ranting dan batang jeruk, melainkan kayu gamal supaya lebih kuat. “Saya juga pernah buat yang bentuk tupai dari bahan serabut kelapa,” kata Sudanco.

Baca juga:  Jelang Pilkada 27 Juni, Kesbanglinmas Gianyar Gelar Rapat Desk Pilkada

Hingga saat ini dirinya sudah membuat sekitar 9 karya seni berupa kepala gorilla, singa dan tupai. Karya seninya itu dibandrol dengan harga bervariasi tergantung ukuran.

Untuk kepala gorilla, mulai dari Rp 35 juta. Sedangkan kepala singa berbahan kayu gamal dibanderol mulai Rp 55 juta.

Ia mengungkapkan dirinya sempat menerima pesanan dari luar Bali. Namun dirinya agak sulit memenuhi pesanan itu karena karyanya berukuran lumayan besar. “Bawanya yang susah. harus dikerjakan di tempat,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *