DENPASAR, BALIPOST.com – Satu-satunya atlet muaythai Bali yang lolos ke PON Luh Mas Sri Diana Wati menyiapkan diri, guna mengikuti Kejurnas Pelajar dan Mahasiswa sekaligus Liga Nasional, pada Juli 2021. Luh Mas menargetkan mendulang medali emas, sehingga memuluskan jalan masuk skuad Timnas SEA Games.
Pelatih muaythai PON Bali Wayan Suwita, di sela-sela melatih atlet asuhannya, menerangkan, sejauh ini alternatif lokasi kejurnas di Cilangkap, Bogor dan Bali. Bahkan, hampir seluruh pengprov Muaythai Indonesia (MI) mendukung Bali menjadi tuan rumah. “Kami berharap Bali bisa terwujud menjadi tuan rumah, sebab kami bisa menurunkan atlet lebih banyak lagi,” tuturnya.
Sementara, Luh Mas mengakui, dirinya adalah berlatar belakang pesilat di nomor laga. Luh Mas langganan juara silat di ajang Porjar Buleleng.
Malahan, dia pernah merebut medali perak dan perunggu pada Porjar Bali. “Saya baru beralih ke muaythai ini sejak 2015,” ungkap atlet kelahiran Buleleng, 5 April 2002 ini.
Dijelaskannya, dirinya sejak kecil berlatih silat di Kalibukbuk, dan kini sebagai pusat latihan pencak silat dan muaythai. Luh Mas pernah menghuni pelatnas dan dikirim ke Thailand, guna menekuni muaythai selama dua bulan.
Ia mengisahkan, saat Pra PON 2019 lalu, Bali menurunkan lima atlet muaythai. “Kelima atlet turun di nomor laga dan saya merangkap nomor laga dan seni tunggal,” kenang alumnus SMKN 1 Singaraja ini.
Luh Mas menceritakan, saat turun di Pra PON, keempat atlet Bali gagal merebut tiket PON. Ia sendiri ketika tarung di nomor laga didera cedera lutut kanan.
Padahal, jadwal esoknya dirinya harus turun di nomor waikru. “Saya bersyukur cedera yang saya alami dipijat pendekar silat. Alhasil, saya pulih dan sembuh seketika. Ini merupakan keajaiban dan pertolongan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ucapnya saat berlatih di pusat camp muaythai Denpasar, Minggu (13/6).
Yang lebih membanggakan, Luh Mas dinobatkan menjadi yang terbaik sekaligus menyabet emas. Ia sempat mengikuti kejurnas di Kendari, dan kembali mendulang emas.
Ia menerangkan, untuk PON di Papua, atlet yang turun berasal dari sembilan provinsi. “Astungkara, doakan saja saya bisa kembali merebut emas di PON,” cetus atlet yang mau melanjutkan kuliah di Jurusan Olahraga Universitas Mahadewa Denpasar ini. (Daniel Fajry/Balipost)