Tenaga kesehatan berjalan memasuki kawasan RSDC Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (2/6/2021). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dalam sepekan belakangan, jumlah kasus COVID-19 baru mengalami peningkatan. Mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 ini, manajemen Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menambah 2.000 tempat tidur.

Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayjen Tugas Ratmono, Senin (14/6), dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan kesiapan untuk menambah kapasitas diputuskan manajemen RSDC WIsma Atlet Kemayoran saat menggelar rapat khusus pada hari Minggu (13/6). “RSDC Wisma Atlet Kemayoran sanggup menampung 7.937 pasien,” kata Mayjen Tugas yang juga Kepala Pusat Kesehatan TNI.

Baca juga:  CCTV Rumah Kadiv Propam Polri Kembali Diperiksa

Penambahan kapasitas merespons dinamika bertambahnya jumlah pasien beberapa waktu terakhir. Sebanyak 4.836 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 masih dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran hingga Minggu (13/6).

“Tingkat hunian mencapai 80,68 persen,” ungkap Mayjen Tugas.

Penambahan kapasitas dilakukan dengan mengoptimalkan setiap unit apartemen/rusunawa di tower 4,5, 6, dan 7. “Setiap unit kami maksimalkan daya tampungnya jadi tiga pasien, terutama pasien kategori gejala ringan. Tadinya maksimal hanya dua pasien,” kata Tugas.

Baca juga:  Polri Gelar Operasi Kontijensi, Ini Alasannya

Sementara itu Tower 8 di Pademangan difungsikan untuk isolasi WNI yang baru tiba dari luar negeri. Dengan penambahan kapasitas hingga 7.937 orang, manajemen RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga mengajukan tambahan 150 dokter dan 300 perawat.

Dalam konsep penanganan pasien COVID-19 itu, kata Tugas, yakni tracing, testing, dan treating. RSDC di bagian hilir yaitu treating akan menyiapkan diri semaksimal mungkin untuk merawat pasien. Adapun tujuannya untuk melindungi masyarakat dari infeksi COVID-19 dan memutus mata rantai penularan.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Aktif Nasional Tinggal Delapan Ribuan Orang

Mayjen Tugas menyatakan bahwa manajemen RSDC Wisma Atlet Kemayoran sudah beberapa kali menghadapi situasi lonjakan pasien COVID-19, yaitu 5.080 pasien pada tanggal 27 September 2020 dan 5.036 pada tanggal 24 Januari 2021.

“Kita berharap tidak ada lonjakan pasien, tetapi kami tetap harus menyiapkan diri demi merawat pasien COVID-19 dan ketenangan masyarakat lebih luas,” kata Mayjen Tugas. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *