Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Paruman Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Lumajang dan Muspika Kecamatan Senduro memutuskan pelaksanaan puncak upacara Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada Purnama Kasa mendatang tetap digelar dengan protokol kesehatan (Prokes) COVID-19 yang ketat. Demikian disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) dalam siaran pers di Denpasar, Senin (14/6) sore.

Adapun ketentuan yang diputuskan dalam rapat yang dihadiri ketua PHDI Lumajang dan Muspika Senduro, sebagaimana dijelaskan oleh Wagub Cok Ace, antara lain pemedek wajib mengantongi hasil negatif rapid test antigen yang berlaku 2 x 24 jam. “Bagi pemedek dari Bali yang ingin nangkil ke Semeru, diminta membawa hasil swab antigen negatif, bisa dari puskesmas masing-masing,” jelas Cok Ace kepada media.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Ngaturang Bhakti di Pura Luhur Pucak Petali

Selain itu, PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran COVID-19. “Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (Kecamatan-red) untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,” imbuhnya.

Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama nangkil di Pura. Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia mencukupi.

Selain itu, tokoh Puri Ubud ini juga mengimbau masyarakat Bali yang akan bersembahyang untuk terus mengimplementasikan prokes 3M dengan disiplin. “Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace.

Baca juga:  Dipastikan, Belum Ada Temuan Varian Baru COVID-19 di Tabanan

Menurutnya, hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang khususnya wilayah Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran COVID-19 yang cukup rendah. Ia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa prokes yang ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat. “Jadi mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya.

Ia mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat (melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing) terkait piodalan. Sebagaimana diketahui kondisi belakangan ini di Bali sudah mulai membaik.

Baca juga:  PPKM Mikro Diklaim Efektif Tahan Laju Penularan COVID-19

Hal ini ditunjukkan dengan tren kasus positif semakin menurun dan pasien yang sembuh semakin meningkat. “Kita tidak ingin situasi yang semakin membaik di Bali ini menjadi kembali meningkat kasus positifnya gara-gara kita abai dengan prokes Covid-19 dalam melaksanakan persembahyangan ke Semeru. Terlebih, mengingat Jawa pada umumnya masih cukup tinggi kasus positifnya,” pungkas Cok Ace.

Puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru akan dilaksanakan pada 24 Juni 2021 dan Nyineb dilaksanakan 5 Juli 2021. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *