GIANYAR, BALI POST. COM. – Rencana pemerintah membuka border pariwisata internasional akhir Juli mendatang disambut gembira berbagai kalangan. Tak hanya kalangan pelaku usaha wisata, tokoh adat juga berharap pariwisata internasional dibuka, tentu dengan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yang ketat.
Kelian Adat Penestanan Kaja, Ubud, Gianyar, Dr. Drs. I Wayan Karja, MFA, Rabu (16/6) menyampaikan, sebagian besar kramanya bergelut pada bidang pariwisata. Pandemi COVID-19 yang mewabah sejak 1,5 tahun, telah membuat aktivitas pariwisata di daerahnya betul-betul terpuruk.
Karena itu pihaknya menyambut gembira rencana pemerintah membuka kembali pariwisata. Dengan demikian perekonomian masyarakat kembali menggeliat.
Guna menekan penyebaran COVID-19 di wilayahnya, Karja bersama tokoh-tokoh masyarakat serta satgas Covid-19 di desa, berupaya menjalankan aturan atau imbauan pemerintah dengan baik. Pihaknya tetap mengimbau krama agar menerapkan prokes dalam menjalani berbagai aktivitas. Termasuk berupaya menghindari kerumunan dengan membagi tugas secara kelompok atau tempekan saat ada kegiatan adat dan ritual keagamaan.
“Dengan taat prokes, kita berharap pandemi Covid-19 segera mereda. Terlebih Ubud sudah ditetapkan sebagai green zone, kita harapkan kasus pandemi bisa ditekan ke titik zero. Akhir Juli ini diharapkan pariwisata internasional bisa dibuka lagi sesuai rencana pemerintah. Dengan demikian perekonomian masyarakat di kampung internasional ini bisa bangkit lagi,” ujar mantan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar ini.
Dalam kaitan ini, kerjasama semua pihak untuk menekan penyebaran COVID-19 sangat diperlukan. (Subrata/balipost)