dr Reisa Brotoasmoro. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST, com – Indonesia kembali mencatatkan angka kasus COVID-19 yang tinggi yakni 9.944 orang terkonfirmasi positif. Hingga saat ini
lebih dari 110 ribu kasus aktif tengah ditangani.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Kartikasari Broto Asmoro mengatakan, kenaikan ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Mesti tidak diinginkan tetapi pemerintah sudah memperkirakan, terutama ketika
larangan mudik dan arus balik tidak diperhatikan dengan serius.

“Angka keterisian ruang gawat darurat dan tempat tidur di rumah sakit sudah mengkhawatirkan. Bed Occupancy Ratio (BOR) sudah lebih dari 50 persen, di
beberapa daerah bahkan sudah penuh,” ujar dr Reisa, Rabu (16/6).

Dia mengatakan, Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet di Kemayoran sudah mencatat lonjakan pasien yang drastis. Saat ini sudah 80% tempat tidur yang tersedia dihuni oleh pasien positif yang dikarantina.

Baca juga:  Lima Unit NC-212i Buatan PT DI Diserahkan ke TNI AU

Kenaikan kasus yang drastis terjadi di beberapa kota dan kabupaten di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Varian baru virus yang disebut varian Delta telah dikonfirmasi beredar di Jawa Tengah dan kemungkinan di daerah lain. “Namun perlu kita semua sadari, bahwa varian apapun yang akan muncul sebagai mutasi alami si virus tidak mungkin akan menjangkiti orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan,” kata dr Reisa.

dr Reisa menegaskan, cara jitu melawan varian virus baru dan COVID-19 secara umum adalah dengan masker yang bisa melindungi diri dan orang lain. Karena virus SARS COV 2 menular melalui droplet. Namun, lanjut dr Reisa, masker yang dipakai harus yang ampuh menangkal droplet masuk ke tubuh lewat rongga mulut, hidung, dan mata. “Masker bedah yang sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan adalah yang paling direkomendasikan,” ujar dr Reisa.

Baca juga:  Kota Kecamatan Diserbu Naker Pendatang, Bali Hadapi Tantangan Serius

Untuk masker kain, pastikan pakai masker kain yang terdiri dari minimal tiga lapis. Lapisan pertama adalah lapisan kain hidrofilik seperti katun, lapisan kedua biasanya katun atau polyester, dan lapisan ketiga atau bagian masker paling luar menggunakan lapisan hidrofobik atau bersifat antiair seperti terbuat dari polypropylene untuk menangkal droplet menembus masker kain. “Ingat! Masker kain hanya dapat dipakai maksimal 4 jam, apabila basah atau lembab segera diganti. Karena itu, bawalah beberapa masker saat keluar rumah,” ujarnya.

dr Reisa mengingatkan, gunakan masker dengan tepat. Tutupi bagian hidung dan mulut sepenuhnya dan cuci tangan sebelum memakai dan melepas masker hanya sentuh bagian tali dan jangan sentuh bagian depan masker bagian tersebut sudah tidak bersih dan berisiko mengandung droplet. Dalam kesempatan itu, dia menyebut membuka masker dapat dilakukan pada saat makan dan minum atau olahraga dengan syarat berjauhan dengan orang lain, dengan jarak yang aman minimal dua meter, dan lebih aman lagi apabila dilakukan saat sendirian saat berada di ruang terbuka. “Jangan buka masker di ruang tertutup yang banyak orangnya. Saya jelaskan lagi bahwa virus adalah makhluk mikroorganisme yang dapat saja melayang di udara ruang tertutup atau bersifat aerosol,” katanya.

Baca juga:  Puncak Arus Balik, 10.000 Lebih Roda Dua Kembali ke Bali

Masih menurut dr Reisa, seruan untuk menjauhi kerumunan adalah seruan yang benar. Berkumpulnya banyak orang di satu tempat tanpa diketahui status kesehatan mereka memunculkan risiko tertular sangat besar. Kerumunan membuka kemungkinan kontak dan menghilangkan jarak aman, situasi seperti itu membuat mudah tertular COVID-19. “Maka jauhi kerumunan dan kurangi mobilitas keluar rumah yang tidak mendesak,” tegas dr Reisa. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *