DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam menjalankan bisnis, perbankan di masa kini lebih mengutamakan service atau layanan. Sebab, persaingan industri jasa keuangan semakin ketat ditambah dengan tingginya tingkat literasi masyarakat akan layanan perbankan.
Kepala Kantor Cabang BRI Denpasar – Gatot Subroto, Rio Nugroho, belum lama ini mengatakan, hingga saat ini ia tetap mampu menjaga kepercayaan masyarakat, baik dari sisi penyaluran kredit dan sebagai lembaga penyimpanan dana masyarakat. “Karena kami lebih menekankan pada service,” ujarnya.
Sampai dengan Mei 2021, Dana Pihak Ketiga (DPK) nasabah yang berhasil dihimpun sebesar Rp 1,1 triliun dari 15 unit kerja. “Pandemi ini kan mirip-mirip krisis. Untuk perbankan karena semua usaha terdampak dari sisi profit, kualitas kredit yang dsalurkan kredit dan likuiditas, artinya kapan orang mau narik bisa. Untuk itu kami berupaya selalu menjaga likuditas,” jelasnya.
Dengan tetap menjaga likuiditas, kepercayaan masyarakat pada perbankan tetap terjaga, karena masyarakat merasa aman dan nyaman menyimpang uangnya di bank. “Menjaga kepercayaan ujung-ujungnya bermuara pada pada service atau layanan, baik layanan kantor maupun layanan digital,” ujar Rio.
Layanan perbankan saat ini tidak hanya pada layanan kantor yang tersebar di seluruh pelosok desa, tapi juga layanan digital yang memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu perbankan juga memberdayakan masyarakat sebagai agen pemasaran bank yang disebut dengan laku pandai.
Dengan demikian, masyarakat dapat terlayani layanan perbankan hingga ke pelosok desa. “Sehingga masyarakat dapat terhindar dari rentenir,” imbuhnya.
Menurutnya, BRI yang memiliki market share cukup besar di Denpasar memiliki peran penting dalam membantu masyarakat. Mengingat di masa pandemi banyak yang kehilangan pekerjaan, ia pun masuk dengan menyalurkan stimulus dan penyaluran bantuan. (Citta Maya/balipost)
