DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan dua atlet renang PON yang turun di nomor perairan terbuka (open water). Mereka adalah Agus ‘Ipo’ Nuarta dan Dewa Gede Anom. Hingga kini, keduanya masih berlatih di kolam renang, dan belum di perairan terbuka karena cuaca dan kondisinya belum memungkinkan.
Pelatih renang PON Bali Gede Meiga Wira Pradtama, di Denpasar, Kamis (17/6) mengemukakan, Dewa Gede Anom merebut medali perak di nomor 5.000 meter, pada PON di Jabar 2016. “Untuk PON Papua, Dewa Anom tetap turun di nomor andalannya 5.000 meter, sedangkan Ipo turun di nomor 10.000 meter,” cetusnya.
Selain bertanding di perairan terbuka, kata Meiga, Ipo juga diproyeksikan turun di kolam renang. “Rencananya, Ipo akan turun di gaya bebas 100 meter, 200 meter dan 400 meter,” terang Meiga. Selama ini, seluruh atlet renang PON Bali berlatih di Kolam Renang Blahkiuh.
Sementara, bagi dua perenang perairan terbuka, menurut Meiga, mereka biasa berlatih di Pantai Mertasari, Sanur dan Pantai Berawa, Canggu. “Sesuai dengan jadwal, sebenarnya Ipo dan Dewa Anom mulai berlatih di laut pada awal Juni. Akan tetapi, ketika cuaca bagus justru hujan lebat di pesisir, sehingga latihan terkendala,” jelasnya.
Selain itu, tambah Meiga, jika airnya surut atlet juga tidak bisa berlatih. Oleh sebab itu, dia menyimpulkan, bagi atlet renang perairan terbuka, tidak bisa berlatih sewaktu-waktu tetapi menunggu sampai cuaca, arus dan tiupan angin harus bersahabat.
Meiga membeberkan, rute atau sirkuit bagi perenang perairan terbuka, biasanya berbentuk segitiga dan satu putaran atau lap berjarak 2.500 meter. Ia menilai, untuk nomor perairan terbuka dipengaruhi faktor alam, seperti arah mata angin, embusan angin, arus dan gelombang air laut.
Untuk itu, Meiga berpesan, sebelum bertanding sebaiknya atlet melakukan adaptasi terlebih dahulu. Dia memaklumi, selama pandemi covid-19 ini tidak pernah ada event nasional renang. “Saya kira barometer catatan waktu perenang PON, bisa dilihat di ajang Jakarta Open, Juli nanti,” ungkapnya. (Daniel Fajry/Balipost)