MANGUPURA, BALIPOST.com – Permasalahan pemandu wisata liar atau gacong yang dikeluhkan mendapat atensi khusus Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya. Menyikapi hasil pertemuan dengan anggota wisata tirta yang difasilitasi Camat Kutsel, Selasa (15/6), rencananya pihaknya akan menggelar paruman membahas Gacong tersebut.
Pria yang akrab disapa Yonda ini, Kamis (17/6), mengatakan istilah gacong adalah semacam pramuwisata bermotor yang dalam praktiknya menunggu di pinggir jalan kemudian membuntuti orang yang dirasa berpotensi untuk melakukan wisata watersport. Namun cara mereka mendapatkan wisatawan justru menuai keluhan dan rasa takut karena terkadang sampai mengetok-ngetok kaca mobil.
“Cara mereka itu dirasa tidak pantas. Tidak sedikit dari wisatawan yang mengaku kaget dan takut karena gayanya seperti mau merampok,” ujar salah seorang anggota DPRD Kabupaten Badung tersebut.
Keberadaan Gacong tersebut, kata dia, menjadi masalah lama yang tidak kunjung selesai. Bahkan, dia menyebut kondisi ini sudah lebih dari 10 tahun menjadi perhatian. “Camat …
wah, betul sekali. saya juga pernah mengalami. awal nya kaget, ada motor mepet mobil saya. saya kira saya ada salah apa. ternyata hanya sekedar menawarkan water sport.
gak nyangka ternyata daerah tujuan wisata internasional banyak calo jalanan merajalela selama 10 tahun… lantas apa yg dibanggakan selama ini ?
Aq kecewa trhdp pemerintah setempat,10 th lebih tidak ada tindkan trhdp para gacong,pengalaman tamuku sdh main watersport,eh di pinggir pantai malah di tawarin yg lebih murah,kan b*****t tuh para gacong,,