SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 13 Desa di Buleleng masuk kategori rawan mengalami krisis air bersih ketika memasuki kemarau. Belasan desa itu rawan kesulitan air bersih karena memang topografi yang berada di perbukitan yang hanya mengandalkan sumber mata air baku. Ketika kemarau otomatis debit airnya akan turun, dan bahkan sumber mata air kering, sehingga memicu krisis air bersih.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariyadi Pribadi Selasa (22/6)mengatakan, sesuai data dan pengalaman kemarau tahun-tahun sebelumnya, desa yang rawan krisis air bersih menyebar di 8 kecamatan di Buleleng. Ini seperti di Kecamatan Tejakula yaitu Desa Tembok, Sembiran, Pacung, Sambirenteng, Penuktukan, dan Desa Madena. Kecamatan Kubutambahan meliputi Desa Bukti dan Desa Bengkala Kecamatan Sawan kerisis air bersih berpotensi terjadi Desa Sawan.
Kecamatan Sukasada yakni Desa Selat, Kecamatan Banjar Desa Sidatapa, Tigawasa, Pedawa, Cempaga, Tampekan, Kaliasem. Kecamatan Seririt Desa Pangkung Paruk. Dan di Kecamatan Busungbiu yakni desa Pelapuan, dan di Kecamatan Gerokgak adalah Desa Banyupoh.
Desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih, topografi wilayah berada di daerah perbukitan atau ketinggian, terlebih penyaluran air bersih ke rumah penduduk belum maksimal. “Hasil pemetaan kami dan pengalaman kemarau sebelumnya, memang belasan desa yang topografi di ketinggian itu berpotensi mengalami krisis air bersih,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng ini menambahkan, di awal kemarau ini memang belum ada laporan desa-desa yang kesulitan air bersih. Ini sesuai dengan prediksi Badan Metorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Buleleng memasuki musim kemarau mulai April sampai September 2021. Mengantisipasi krisis air bersih, BPBD sejauh ini telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi ketika memang ada warga yang kesulitan mendapat air bersih.
Nantinya, kalau ada warga kesulitan air bersih akan dibantu dengan menyuplai air air bersih menggunakan mobil tangki air. Nantinya, pemerintahan desa tinggal mengajukan surat permohonan air bersih, maka BPBD berkoordinasi dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Hita, Polres, PMI Buleleng dan juga SKPD terkait untuk menerjunkan armada mobil tangki untuk memasok air bersih ke lokasi yang dituju. “Tim siap melayani pengiriman air bersih. Sudah ditetapkan titik pengambilan air bersih oleh PDAM. Nanti desa tinggal ajukan surat perlu air bersih ke BPBD,” tegasnya.
Di sisi lain Ariyadi mengatakan, banyaknya pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) belakangan ini telah mampu mengatasi krisis air bersih di Buleleng. “Sudah banyak bangun SPAM, ini juga berdampak positif terhadap kesediaan air bersih di Buleleng,” katanya. (Mudiarta/Balipost)