DENPASAR, BALIPOST.com – Bali hanya meloloskan tim putri rugby ke PON Papua. Tim rugby putri ini melakukan latih tanding melawan tim putra U-19, di Lapangan Beraban Tabanan, pada Minggu (20/6). Alhasil, pada game pertama tim putri kalah 15-20, sedangkan pada game kedua tim putri justru unggul 20-10.
Pelatih rugby PON Bali Wira Ditta Lokantara, di Denpasar, Rabu (23/6) mengemukakan, meskipun sudah melakukan uji coba, tetapi tim putri belum menemukan latih tanding sesungguhnya. Pasalnya, tim yang dihadapi U-19, bukan senior yang memiliki fisik kekar dan lebih tinggi. “Saya maunya tim rugby PON putri Bali ini bisa melakukan latih tanding melawan tim putra yang bodinya jangkung,” sebut Wira Ditta.
Dijelaskannya, pada game pertama tim PON menurunkan Mita, Rani dan Sukma, sedangkan pada game kedua tim PON diperkuat Kerti, Rani dan Sukma. “Saya kira kalau anak-anak meladeni tim putra yang posturnya tinggi-tinggi, maka itulah lawan sesungguhnya,” ucapnya.
Sebab, kata dia, jika lawan yang dihadapi tinggi-tinggi, maka tekniknya akan keluar seperti tackle dan defensif. Oleh sebab itu, pihaknya berniat mengagendakan kembali laga uji coba, di Lapangan Debes Tabanan. Dia mengakui, selama permainan game pertama, anak-anak belum bisa mengembangkan permainannya secara optimal.
Justru, di game kedua anak-anak mampu berkelit dan keluar dari tekanan, hingga skornya mereka berbalik unggul. “Saya kira, anak-anak ini terlambat start panasnya, sehingga game kedua baru bangkit,” ungkapnya. Ia memaklumi, Lapangan Debes belum bisa dipakai, karena dipakai turnamen sepak bola Askab PSSI Tabanan.
Tim rugby putri kembali siap menjajal tim DIY di Lapangan Debes, pada 31 Juli. “Kami sudah memesan Lapangan Debes, karena mirip lapangan yang dipakai rugby. Tim DIY melakukan latih tanding ke Bali, mengingat tim PON Bali disarankan untuk melakukan try in, dan tidak perlu try out,” cetusnya.
Ia berharap, dalam uji coba berikutnya tim putra yang dihadapi diperkuat pemain senior, dan posturnya tinggi kekar. “Selama melakukan uji coba melawan tim putra U-19, anak-anak hanya diuji soal speed (kecepatan), belum menyangkut masalah fisik dan stamina,” jelasnya. (Daniel Fajry/Balipost)