SURABAYA, BALIPOST.com – Hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan pihak terkait, termasuk Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, akhirnya meniadakan pos penyekatan tes usap antigen di Jembatan Suramadu, baik di sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya.
”Penyekatan di Suramadu sudah 14 hari, dari hasil analisa dan evaluasi sudah ada penurunan masyarakat yang positif COVID-19. Maka, kami melakukan relaksasi ini,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Gatot Repli Handoko di Surabaya, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (23/6).
Sebagai gantinya, kata dia, masyarakat yang melintas di Jembatan Suramadu diwajibkan membawa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM). ”Untuk masyarakat dari Madura kami berharap membawa SIKM yang bisa didapatkan di kecamatan maupun kelurahan RT/RW. Kami akan fokuskan pada pengecekan secara acak terhadap SIKM. Fokus di Bangkalan,” ucapnya.
Perwira menengah Polri dengan tiga melati itu menegaskan pihaknya kini fokus menangani penyebaran COVID-19 dengan melakukan penyekatan di delapan desa di lima kecamatan yang ada di Bangkalan, serta penyekatan di Sampang. “Di Suramadu tidak ada pemeriksaan SIKM, digeser ke penyekatan yang ada di delapan desa lima kecamatan zona merah dan penyekatan di Sampang, Bangkalan dan daerah lain di Madura,” tuturnya.
Delapan desa/kelurahan lokasi PPKM mikro itu meliputi Kelurahan Kraton, Pejagan, dan Bancaran, yang ketiganya berada di Kecamatan Bangkalan.
Selanjutnya, Desa Arosbaya dan Tengket (Kecamatan Arosbaya), Desa Moarah (Kecamatan Klampis), Desa Kombangan (Kecamatan Geger), serta Kelurahan Tunjung (Kecamatan Burneh).
Selain itu, ada sejumlah petugas gabungan yang akan bekerja sama dalam penanganan COVID-19 di Bangkalan. “Ada petugas gabungan dari TNI dan pemerintah. Ada juga dari Polda, Kodam V/Brawijaya. Ada pasukan Brimob yang membantu penyekatan, lalu petugas lainnya ada yang membagi sembako dan bantuan. Kemudian, ada petugas yang ikut mengawasi proses vaksinasi,” katanya.
Dari seluruh upaya ini, Gatot berharap penyebaran COVID-19 di delapan desa berzona merah yang ada di lima kecamatan Bangkalan bisa segera diatasi. “Harapan ke depannya delapan zona merah ini bisa menjadi zona oranye, kuning, bahkan bisa hijau,” kata dia. (Kmb/Balipost)