Petugas mengunjungi rumah warga yang belum divaksinasi untuk memberikan penjelasan terkait vaksinasi ini dalam upaya memutus penyebaran COVID-19. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Berbagai upaya terus dilakukan petugas untuk segera menuntaskan pelaksanaan vaksinasi. Seperti di Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Klungkung, petugas turun ke rumah-rumah untuk mendekati warga sasaran yang sebelumnya enggan, agar mau divaksinasi.

Mereka yang selama ini enggan, alasannya beragam. Mulai dari alasan sakit, takut disuntik hingga termakan hoax dampak vaksin COVID-19.

Perbekel Desa Sulang I Wayan Sukasna, Rabu (23/6) mengatakan upaya pendekatan secara kemanusiaan ini sengaja ditempuh petugas setempat karena cukup banyak yang tetap ngotot tidak mau divaksinasi. Sementara situasi belakangan semakin genting dengan merebaknya varian baru yang mulai berdampak di Bali.

Apalagi mereka yang sudah mendapatkan berita buruk lebih dulu, sebagai dampak dari vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat umum. Petugas pelan-pelan melakukan pendekatan ke rumah-rumah warga, agar mau datang ke balai banjar tempat pelaksanaan vaksinasi.

Baca juga:  Akan Berangkat April dan Mei, PMI di Klungkung Antusias Ikuti Vaksinasi

Kemudian di sana akan dicek lebih dulu kondisi kesehatannya apakah layak atau tidak untuk mendapatkan vaskinasi. Jadi, petugas meluruskan tidak semua orang yang datang ke lokasi vaksinasi, langsung divaksin vaksinator.

Upaya ini ternyata cukup membuahkan hasil, dibandingkan hanya memberikan pengumuman melalui petugas adat ataupun Satgas Gotong Royong di desa. Karena selama ini pengumuman yang dilakukan melalui pengeras suara, kerap diabaikan warga sekitar yang sudah terdaftar sebagai sasaran.

Capaian vaksinasi pun dapat meningkat hingga 78 persen pada jadwal terakhi vaksinasi tahap pertama ini, dengan sasaran dari kalangan umum hingga lansia. “Kami berusaha edukasi masyarakat, setelah dapat data dari Puksesdes kami turun melakukan pendekatan dengan masyarakat yang belum divaksin. Setelah didatangi mereka ternyata terus membayangkan ketakutan. Padahal vaksin tidak sebahaya itu,” kata Sukasna.

Baca juga:  Badung Laporkan Tambahan 3 Kasus Positif COVID-19

Ni Wayan Siki (60), salah satu warga setempat mengaku takut karena banyak mendengar informasi negatif dampak vaksin ini. Namun setelah didatangi petugas, ia akhirnya mau datang ke tempat vaksin.

Setelah dicek kondisi kesehatannya, ia layak divaksin. “Semoga selamat, agar tidak kena COVID, saya memang sempat takut. Saya jadi berani setelah dijelaskan jika memang tidak bisa divaskin tidak akan divaksin oleh petugas setelah dicek kesehatan,” katanya.

Baca juga:  Makan Apel Setiap Hari, Ini 10 Manfaatnya

Warga lainnya Komang Metriyanti (42), juga mengaku demikian. Ia awalnya mengaku sakit gigi dan sakit kepala sejak lama.

Sehingga tidak datang ke banjar untuk mengikuti vaksinasi yang sudah digelar sebanyak empat kali. Pada pelaksanaan jadwal terakhir, Rabu (23/6), setelah dijemput oleh perbekel, baru ia yakin dan akhirnya mau datang untuk mengikuti vaksinasi.

Upaya-upaya ini sejalan dengan arahan Ketua Satgas COVID-19 Klungkung Nyoman Suwirta agar seluruh desa gencar melakukan pendekatan dengan warga. Sebab, diakui cukup banyak warga yang masih ragu-ragu ikut vaksinasi.

Dengan memperoleh penjelasan yang benar, ia yakin warga akan bersedia. Sehingga seluruh sasaran dapat terhindar dari ganasnya COVID-19. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *