GIANYAR, BALIPOST.com – Seniman patung masih bisa eksis berkarya pada masa pandemi COVID-19, karena apresiasi pecinta seni terhadap garapannya masih lumayan baik. Dalam berkarya, seniman selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) agar tak terpapar virus Corona.
‘’Dalam berkarya kami tak mengabaikan protokol kesehatan. Prokes tiga M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, tetap kami terapkan untuk menangkal paparan virus Corona. Apalagi belakangan muncul varian baru, kita harus tetap waspada dengan selalu menerapkan prokes, dan juga berupaya menjaga imun tubuh agar tetap fit. Semoga pandemi COVID-19 segera mereda, sehingga bisa kembali beraktivitas secara maksimal seperti sebelum pandemi,’’ ujar seniman patung asal Tampaksiring, Gianyar, I Gusti Ngurah Arya Udianata, Jumat (25/6).
Lulusan senirupa ISI Yogyakarta ini bersyukur pada masa pandemi COVID-19 saat ini pesanan patung masih ada, sehingga pihaknya masih bisa berkarya melibatkan sejumlah pelaku seni di desanya. Selama ini pihaknya menggarap patung menggunakan anyaman bambu. Sejumlah patung berukuran besar telah berhasil diwujudkan seperti ‘’Baris Gede’’ yang dipamerkan dalam ajang Soundrenaline di GWK tahun 2018, kemudian patung ‘’Local Power’’ dalam ajang Artbali, di Nusa Dua (2018), patung ‘’Dewi Sri’’ dalam Festival Jatiluwih (2019), patung ‘’Melihat Diri’’ dalam pameran Artbali (2019), patung ‘’Dewi Sri dan Candi Tebing’’ dipajang di Tampaksiring (2019), patung ‘’Kedis Cetrung’’ di Tegallalang Ubud (2020), patung ‘’Dewa Baruna’’ di Sanur (2021) dan patung ‘’Penari Janger’’ di Uluwatu (2021). Kini pihaknya sedang menggarap pesanan patung berjudul ‘’Dewi Bumi’’ yang ditarget selesai dalam sebulan.
Di sisi lain, Gusti Ngurah Udianata mengakui, berbagai kalangan, termasuk seniman sangat merasakan dampak pandemi COVID-19. Karena itu pihaknya menyambut gembira rencana pembukaan pariwisata internasional agar perekoniman masyarakat kembali menggeliat. Tetapi karena kasus COVID-19 masih meningkat, penerapan prokes mesti diperketat dan imun tubuh tetap dijaga.
Hal senada disampaikan seorang warga Desa Adat Kelodan Tampaksiring, Wayan Gunarsa. Pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat dan usaha dagang yang digeluti selama ini. Dulu sebelum pandemi, ketika perekonomian masyarakat masih bagus, pendapatan dari usaha dagang lumayan baik. Kini di masa pandemi, pendapatan jauh menurun. Karena itu, ia juga menyambut gembira pembukaan pariwisata sehingga perekonomian masyarakat kembali menggeliat. Tentu, prokes mesti tetap diterapkan secara ketat, sehingga kasus COVID-19 tidak merebak. (Subrata/balipost)