AAGN Ari Dwipayana. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa. Hal itu dikemukakan Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana dalam pengantar webinar yang dilaksanakan oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, Sabtu (26/6).

Tema dalam webinar ini adalah “Membangun Ibukota Negara Baru Untuk Indonesia Maju.” Kegiatan ini serangkaian HUT ke-53 tahun Prajaniti Hindu Indonesia.

“Membangun Ibu Kota Negara baru adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa,” ujar Ari, dalam rilis yang diterima.

Terkait urgensi perpindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta, Ari Dwipayana yang juga Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP Prajaniti Hindu Indonesia menegaskan bahwa beban DKI Jakarta akan semakin berat. Naik sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai pusat bisnis.

Baca juga:  Ari Dwipayana: Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Tidak Berdiri Sendiri

Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan Ibu Kota baru sangat tepat.

Selain karena di Kalimantan Timur minim risiko bencana, tingkat kepadatan penduduknya masih rendah, juga sebagai upaya mempercepat pemerataan pembangunan.

Posisi geostrategis Kalimantan Timur di tengah Indonesia akan memudahkan bagi pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal. Diharapkan dengan perpindahan IKN ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan mampu mendorong perdagangan antarwilayah dan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar, tegasnya.

Ari Dwipayana melanjutkan, pembangunan Ibu Kota Baru menjadi bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia. Merupakan gagasan dan hasil karya anak bangsa bukan sebuah warisan kolonial.

Hasil karya ini akan dikenang sampai ratusan tahun kedepan. Karena menjadi milestone atau tonggak sejarah yang amat penting, maka seharusnya IKN dibangun dengan konsep yang visioner.

Baca juga:  Gugatan Uji Batas Usia Capres-Cawapres Maksimal 70 Tahun Ditolak

Presiden Jokowi telah mengingatkan perpindahan Ibu Kota baru, bukan semata-mata pindah pusat pemerintahan atau sekedar memindahkan gedung-gedung. Bukan juga semata-mata mencari lokasi yang strategis, bukan juga sekedar merancang desain arsitektur yang indah.

Melainkan harus memiliki visi yang besar ke depan. Pertama, visi menjadi smart metropolis yang compact dan modern.

Kedua, harus dirancang menjadi kota yang inklusif, atraktif, humanis, ramah dan nyaman bagi semua kalangan.

Ketiga, Ibu Kota Baru menjadi representasi identitas bangsa dengan mengapresiasi budaya Indonesia yang majemuk.

Keempat, mendorong tumbuhnya smart economy, ekonomi berbasis riset dan inovas, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru.

Kelima, dirancang sebagai superhub dari daerah sekitarnya, tegasnya.

Baca juga:  Per 15 Februari, Progres IKN Tahap 1 Mencapai 74,8 Persen

Di akhir pengantar, Ari Dwipayana menyampaikan, bahwa pembangunan Ibu Kota baru akan dibangun oleh bangsa sendiri karena memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota Negara yang diinginkan. Ari juga menyampaikan Indonesia memiliki banyak anak muda yang bertalenta, sehingga ibu kota baru ini dibangun oleh arsitek dan insinyur terbaik Indonesia yang tidak kalah dengan arsitek dan insinyur kelas dunia.

Ia berharap ada kolaborasi dengan talenta global, agar mampu membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan juga kearifan terbaik dalam partisipasi pembangunan Ibu Kota ini.

Webinar Prajaniti Hindu Indonesia juga dihadiri oleh Subandi Sardjoko Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Tri Seto Handoko, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, Nyoman Popo Priyatna Danes, Ayuana Larasati dan Gede Narayana sebagai moderator diskusi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *