DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus baru COVID-19 melonjak lagi akhir-akhir ini. Bagaimana nasib rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di Bali tahun ajaran 2021/2022 Juli ini? Apakah sekolah, terutama sekolah kejuruan akan tetap PTM?
“Kami akan tetap melaksanakan PTM terbatas adaptasi new normal pada tahun ajaran baru Juli nanti. Kami sudah siap dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, seperti cek suhu tubuh, sarana cuci tangan, jaga jarak dan juga disediakan sanitizer di setiap pintu masuk dan selasar ruang kelas,” ujar Kepala SMKN 1 Denpasar, I Ketut Suparsa, S.T., M.T. Senin (28/6).
Dengan PTM ini ketercapaian kompetensi lulusan dapat diperoleh secara maksimal. Sebagai sekolah kejuruan, pembelajaran praktik memang sudah dilaksanakan SMKN 1 Denpasar sejak semester sebelumnya dengan pola tiga shift.
Hanya 50 persen dari jumlah dalam 1 kelas. SMK diperbolehkan melakukan PTM produktif tentunya dengan seizin orangtua siswa.
Jika tidak diizinkan, anak bersangkutan tetap melaksanakan pembelajaran secara daring. Jadi, kedua metode pembelajaran berjalan secara blended learning.
“Kami sudah mulai melaksanakan PTM terbatas pertengahan Oktober 2020 lalu dengan pola adaptasi kenormalan baru dengan menerapkan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker). Kami mulai melaksanakan PTM produktif dengan jumlah siswa hanya 50 persen per kelas atau maksimal 20 orang. Durasi waktu hanya 30 menit per jam pelajaran dan maksimal 3 jam pelajaran,’’ ujarnya.
Dalam kegiatan PTM itu, prokes mendapat perhatian serius. Bahkan, SMKN 1 Denpasar telah membentuk Satgas Penanggulangan COVID-19 yang terdiri atas guru dan pegawai, guna memutus rantai penyebaran virus Corona. Dikatakan, saat penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring, sejumlah hambatan dialami baik oleh guru maupun siswa.
Di antaranya, masih ada yang belum maksimal menggunakan TIK, demikian juga siswa masih terhambat dengan HP yang tidak mendukung atau ketersedian paket data secara online melalui HP maupun laptop. Dalam PJJ, guru belum bisa optimal memantau penilaian sikap pada pendekatan penilaian pendidikan karakter. (Subrata/balipost)