TABANAN, BALIPOST.com – Hasil evaluasi pemberlakuan PPKM skala mikro periode 21 Juni – 27 Juni 2021, ada dua desa yang kembali ke zona orange. Ini terjadi setelah adanya tambahan kasus akibat klaster upacara adat, pernikahan.
Kedua desa itu adalah Dauh Peken, Kecamatan Tabanan dan Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan. Keduanya pada pekan sebelumnya ada di zona kuning.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika, Senin (28/6), menjelaskan, peningkatan kasus yang terjadi di luar daerah tentu berimbas juga pada jumlah kasus di Bali, terutama di Tabanan. Pada 2 minggu lalu, Tabanan pernah nihil tambahan kasus, begitupun kasus aktif hanya 28 orang, itupun menjalani isolasi mandiri.
Namun, dari data terakhir terjadi peningkatan kasus yang signifikan. Hasil penelusuran kontak erat (tracing), faktor pemicunya adalah kasus bepergian atau warga yang baru datang dari luar daerah Bali.
“Misalnya saja kasus tambahan di Desa Dauh Peken, pasien ini baru pulang mudik dari daerah Jawa, begitu sampai rumah, sakit dan ternyata positif terpapar COVID-19. Termasuk juga di Desa Sembung Gede sebagai akibat kluster di Banjar Batuaji Kawan Kaja, usai ada acara pernikahan. Sejumlah warga setempat ikut terpapar,” jelasnya, Senin (28/6).
Namun selain dua desa tersebut yang kembali ke zona orange, secara umum desa maupun banjar yang ada di wilayah Tabanan sudah mulai banyak berstatus kuning dan hijau. Ini tidak terlepas dari upaya Satgas membentuk herd immunity 70 persen dari total jumlah penduduk melalui percepatan vaksinasi.
Sesuai instruksi Gubernur Bali untuk tahap I vaksinasi harus rampung pada 10 Juli 2021. “Jika merujuk data dari versi nasional, Tabanan sudah capai 70 persen, namun data yang kita input secara lokal di daerah ada di angka 69 persen lebih. Ada perbedaan sedikit ini dikarenakan banyak masyarakat Tabanan yang ber KTP Tabanan mendapatkan vaksinasi di luar Tabanan. Jadi dengan angka itu, optimis target 10 Juli rampung tahap I pasti tercapai,” jelasnya.
Dari 20 Puskesmas yang ada di Tabanan, kata Suratmika, ada dua yang sudah rampung 100 persen. Yakni Puskesmas Selemadeg Timur II dan Puskesmas Kediri III.
Sementara itu, di wilayah perkotaan justru capaian vaksinasi belum maksimal, hingga harus mendapat dukungan dari kabupaten dengan menyiapkan dua RS untuk layanan vaksinasi. Tak maksimalnya capaian tersebut dikarenakan banyak masyarakat termakan isu ‘hoaks’ tentang vaksinasi. (Puspawati/balipost)