GIANYAR, BALIPOST. com – Di tengah puluhan hotel di Kabupaten Badung dinyatakan pailit dan dijual akibat pandemi, akomodasi di Kabupaten Gianyar masih berupaya eksis. Sekdis Pariwisata Kabupaten Gianyar, Pande Putu Sri Ratnawati Selasa (29/6) mengklaim di kabupaten ini nihil penjualan hotel.
Diungkapkannya, kabupaten lain memang terdengar ada beberapa hotel yang dijual karena kesulitan biaya operasional. Hanya saja, di Kabupaten Gianyar belum ada laporan akomodasi atau hotel yang dijual akibat pandemi. “Ini bisa dikatakan nihil penjualan hotel karena sampai saat ini belum ada laporan masuk ke Disparda,” ucapnya
Ratnawati tidak menampik hotel-hotel merasakan dampak pandemi karena penurunan kunjungan wisatawan ke Bali. Hotel di Gianyar lebih banyak tutup sementara karena tidak melayani wisatawan. “Hotel yang tutup sementara ada di Gianyar. Sementara hotel yang tutup permanen dan dijual belum ada laporannya,” tegasnya.
Dipaparkannya, pengelola akomodasi di Gianyar sudah siap menyambut open border yang rencananya dilaksanakan Juli. Ini dibuktikan dengan jumlah akomodasi yang mengantongi sertifikat Cleanliness, Health, Safety dan Environment (CHSE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Ratnawati menyampaikan hampir 426 hotel, restoran dan Daya Tarik Wisata (DTW) telah memilliki sertifikat CHSE. Dengan memenuhi ketentuan CHSE, hotel dan restoran di Gianyar siap menyambut kedatangan wisatawan saat open border.
Kesiapan pariwisata Gianyar menyambut open border juga dibuktikan dengan pelaksanaan percepatan vaksinasi COVID-19. Pemkab Gianyar sudah menuntaskan kegiatan vaksinasi di kawasan green zone Ubud. “Kini sudah dipercepat vaksinasi COVID di 7 Kecamatan di Gianyar,” tambahnya. (Wirnaya/balipost)