DENPASAR, BALIPOST.com – Bali telah memiliki beberapa rumah sakit yang berstandar internasional, peralatan medis yang mendukung, tenaga medis dan paramedis yang sangat kompeten. Kelebihan ini ditambah dengan alam dan budayanya membuat medical tourism (MT) berpotensi besar dikembangkan di Pulau Dewata. Keseriusan menggarap MT ini diwujudkan lewat Bali Medical Tourism Association (BMTA).
Menurut Ketua BMTA, dr. Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes, secara umum, MT diartikan sebagai perjalanan seseorang dari satu daerah ke daerah lain dalam satu negara, atau dari satu negara ke negara lain untuk mencari pengobatan saat berlibur ataupun secara khusus datang untuk melakukan pengobatan. MT ini juga menjadi salah satu bentuk diversifikasi pariwisata di tengah lesunya industri menghadapi pandemi COVID-19.
MT menjadi penting, lanjutnya, karena memiliki potensi yang sangat besar. MT menjadi salah satu program yang telah direncanakan oleh pemerintah dan telah diatur dalam Permenkes 76, tahun 2015.
“Medical tourists di negara maju cenderung mencari pengobatan ke luar negaranya karena waktu tunggu yang lama untuk tindakan tertentu dan mahalnya biaya tindakan di negara asalnya. Hal ini tentu membuka peluang bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dan Bali khususnya, yang memiliki kemampuan untuk melayani pasar ini,” katanya dalam rilis yang diterima, Selasa (29/6).
Ditambahkan Sekretaris BMTA, Dr. Ida Ayu Oka Purnamawati, SS. MM, bagi Bali yang merupakan destinasi wisata yang sudah terkenal dengan pariwisata alam dan budaya, hal ini tidak saja untuk mencegah keluarnya devisa. Melainkan, akan mendatangkan devisa bagi negara dengan masuknya turis medis baik domestik maupun internasional.
Sementara itu, I Putu Deddy Suhartawan, B. Bus (Mktg&Mgt), CBM yang juga selaku Sekretaris BMTA mengatakan dibentuknya asosiasi ini merupakan upaya menaungi rumah sakit-rumah sakit yang telah melayani pasien-pasien MT. Asosiasi yang dibidani oleh PERSI Provinsi Bali ini juga akan menjalin kerjasama di bidang pengembangan teknologi kesehatan, pegembangan skill dan kompetensi petugas medis. “Sehingga Bali mampu menjadi destinasi MT bagi wisatawan domestik maupun internasional,” ujarnya lagi.
BMTA juga secara resmi menjadi bagian dari Bali Tourism Board (BTB), sehingga diharapkan rumah sakit-rumah sakit di Bali dapat bersama-sama mempromosikan Bali sebagai destinasi medical tourism. “Sehingga optimisme pariwisata Indonesia melalui wisata medis, untuk program Bali bangkit dapat terwujud,” harap Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. (kmb/balipost)
Addduuuuuhhhh koq mimpiiii aja terus, sapa yang mau ber obat di Indonesia…??? achhhh koq model aje sih lo..??? kebanyakan ide omdo tapi nggak ada juntrungan nye…duhhh muak cape dehhh dengernye…Pak ada orang bule yang di operasi bedahsejak itu nggak di Cipto rumah sakit umum di jakarta sana, kakinya mo dipotong yang kiri karena DIABETES PARAH, tapi salah..yang dipotong malah yang kanan..ujung2nya hilang tuh kaki dua duanya..sejak saat itu nggak ada lagi orang asing operasi bedah di Indonesia. itulah karena pikir indonesia murah biaya operasi.