Usniadi. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Tak ada firasat apapun di benak Usniadi, pria asal Pulukan saat menaiki KMP Yunicee dari Ketapang menuju Gilimanuk pada Selasa (29/6) sore. Ia bersama puluhan penumpang lainnya berangkat dari Ketapang menuju Gilimanuk sekitar pukul 17.15 WIB.

Namun, saat berada di tengah laut, ia mendengar ada suara “dut..dut..dut” pada mesin kapal. Ia pun merasa ada yang tidak beres. “Hanya dalam hitungan detik, dia (kapal, red) miring,” ujarnya.

Baca juga:  Omicron di Indonesia Dekati Tiga Ribu Kasus

Ia pun memutuskan melompat ke laut. Di laut sudah ada pelampung berserakan. Tapi, ia tidak mengenakan pelampung dan memutuskan berenang ke arah Gilimanuk. “Saya gak pakai pelampung, saya langsung lompat,” ujarnya.

Usniadi menuturkan dirinya terus berupaya berenang hingga menemukan benda sejenis ember. Benda itu yang digunakannya bersandar sambil berupaya menuju daratan mengikuti arus.

Di tengah jalan, ia melihat ada anak perempuan yang berteriak minta tolong. Sang anak dilihatnya sudah menggunakan pelampung. “Saya ikat sama saya. Nanti kalau mati, kita berdua dah,” ujarnya.

Baca juga:  Mengenal Sosok Sugriwa, Nama yang Diabadikan di UHN Pertama di Indonesia

Saat keduanya mengikuti arus, seorang ditemukan sudah kelelahan. Orang ini ternyata tidak bisa berenang, sehingga Usniadi memutuskan mengikatnya untuk diajak bersama-sama berupaya ke darat.  “Saya ikat lagi bertiga, dah mati kita bertiga dah,” katanya mengingat pikirannya saat berupaya menyelamatkan diri.

Ia mengaku tidak berani melepaskan keduanya, karena yang satu merupakan anak kecil sedangkan satunya lagi tidak bisa berenang. Untungnya, ketiganya berhasil diselamatkan nelayan bernama Pak Petruk. “Lama kita di tengah laut, satu jam lebih. Ombaknya kaya gunung,” ungkapnya.

Baca juga:  Bupati Artha Minta Pusat Sediakan Thermo Scanner di Pelabuhan Gilimanuk

Usniadi pun mengaku bersyukur bisa selamat dari musibah ini. Dalam musibah ini, setidaknya 6 orang ditemukan sudah tidak bernyawa.

Dari manifes, KMP Yunicee membawa 41 penumpang dan 15 kru. Di dalam kapal juga terdapat 40 unit kendaraan berbagai jenis. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *