akomodasi
Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sampai dengan 18 Juni realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke Bali mencapai Rp 2,75 triliun. Realisasi PEN tahun ini lebih besar dari tahun lalu karena tahun lalu realisasi PEN hanya Rp 2,6 triliun.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Bali, Tri Budhianto, Selasa (29/6), mengatakan, dana yang tersalur ini terbanyak untuk bidang perlindungan sosial. Ia menjabarkan ada 7 program dalam klaster perlindungan sosial, yaitu bansos tunai yang menyerap dana PEN sebesar Rp 129,27 miliar, program sembako yang menyerap dana sebesar Rp 172,61 miliar, bantuan pelaku usaha mikro (BPUM) yang menyerap dana Rp 135,93 miliar, kuota internet sebesar Rp 236,82 miliar, BLT dana desa Rp 77,17 miliar, program keluarga harapan (PKH) menyerap Rp 138,74 miliar, kartu prakerja menyerap Rp 243,88 miliar.

Baca juga:  BRI Sambut Baik Peningkatan Alokasi KUR di 2022

Selain perlindungan sosial, juga ada beberapa klaim RS yang nilainya lumayan besar yaitu Rp 479 miliar. Klaim RS tersebut untuk penanganan pasien COVID-19 mengingat masyarakat yang sakit dirawat secara gratis dan dibayar pemerintah.

Selain itu, dana PEN juga digunakan untuk beberapa kegiatan dari kementerian yang diarahkan pada kegiatan padat karya seperti Kementerian PUPR dengan anggaran Rp 143,91 miliar mampu menyerap 6.480 naker. Program padat karya Kementerian Pertanian menyerap anggaran sebesar Rp 5,52 miliar, menyerap 2.437 naker.

Baca juga:  Naik dari Sehari Sebelumnya, Hampir Semua Wilayah di Bali Laporkan Kasus COVID-19

Sedangkan, program Kementerian Perhubungan menyerap anggaran Rp 18,99 miliar dan mampu menyerap 558 naker. Juga terdapat program ketahanan pangan Kementan yang menyerap anggaran Rp 172 juta dari pagu Rp 4 miliar. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *