Petugas melakukan pemeriksaan terhadap jasad Suwitra. (BP/kup)

GIANYAR, BALIPOST.com – I Made Suwitra, (49) ditemukan sudah tidak bernyawa di rumahnya di Desa Mas, Kecamatan, Ubud. Pria ini ditemukan pertama kali oleh pamannya, Nyoman Wijaya, Kamis (1/7) pagi.

Menurut Kapolsek Ubud, AKP I Made Tama, kepolisian telah melakukan olah TKP. Hasil olah TKP ditemukan pisau di bawah jenazah korban.

Dikatakan Tama, sebelum gantung diri korban diduga sempat menulis dengan menggunakan batu bata di lantai dengan tulisan “Pembunuhan Berencana Dono Mekel Dan Bocor Dekawi Yanti” yang tidak diketahui artinya.

Baca juga:  Perkelahian di Pantai Kuta Viral di Medsos, Polisi Lakukan Mediasi

Kapolsek menyebutkan peristiwa bermula ketika sekitar pukul 06.00 WITA, kakak kandung korban I Wayan Sudarma dan ibu kandungnya, Ni Nyoman Pica, datang menemui Wijaya untuk memberitahukan bahwa akhir-akhir ini korban sering bertingkah laku aneh dan sering berimajinasi. Korban disebut sering kali berbicara sendiri serta sempat ingin mengakhiri hidupnya dengan sebilah pisau.

Setelah menyampaikan hal tersebut, sekitar pukul 07.00 WITA, Wijaya tanpa sengaja melalui teras rumahnya dan terkejut saat melihat korban Suwitra sudah dalam keadaan tergantung di bangunan permanen lantai II rumah korban. Sang paman, langsung memberitahukan hal tersebut kepada keluarga lainnya kemudian bersama-sama mengecek ke TKP.

Baca juga:  Warga Prancis Diadili, BB Ganja 32,89 Gram

Hasil pemeriksaan dari tim medis Puskesmas Ubud 1 dr Anak Agung Dewi Anjani, korban diperkirakan meninggal 1 jam lebih sejak ditemukan. Terdapat bekas jeratan pada leher.

Lebih lanjut Kapolsek Ubud mengatakan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dari hasil pemeriksaan luar, sementara disimpulkan bahwa korban meninggal dunia murni gantung diri.

Diduga korban mengalami gangguan kejiwaan atau depresi yang dikuatkan dengan keterangan kakak kandung korban. Korban disebut sering berhalusinasi dan sering berbicara sendiri.

Baca juga:  Kasus Bunuh Diri di Kecamatan Ini Meningkat, Desa Diminta Gelar "Penyapuh Jagad"

Ia menambahkan pihak keluarga menerima peristiwa itu sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *