Menkeu Sri Mulyani. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi kuartal III akan bergantung pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Demikian dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

“Kuartal ketiga karena terjadinya PPKM Darurat yang itu relatif lebih ketat hampir mirip dengan situasi Februari-Maret memang ada potensi outlook-nya mengalami pelemahan, dari yang tadinya kita proyeksikan di 6,5 persen,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (2/7).

Baca juga:  Peringatan HUT ke-75 RI di Istana Merdeka, Wakil Bali Jadi Pengerek Bendera

Mengenai proyeksi angkanya, Sri Mulyani mengatakan bergantung pada durasi penerapan PPKM Darurat. Jika hanya berlangsung selama dua minggu dan efektif menekan kasus COVID-19, maka dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal III relatif terbatas. “Namun kalau panjang bisa satu bulan, pengaruhnya cukup signifikan terutama pada level konsumsi,” ujar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan jika konsumsi turun karena terdampak PPKM darurat, maka akan mempengaruhi outlook pertumbuhan konsumsi. “Tingkat konsumsi masyarakat diperkirakan kembali terkoreksi dan komponen berpotensi terdampak dari non-konsumsi pokok antara lain transportasi dan komunikasi rekreasi dan pakaian,” ujarnya

Baca juga:  Jelang IMF-World Bank Annual Meeting, Menkeu Sebut Persiapan 94 Persen

Kendati demikian laju investasi diharapkan dapat terjaga karena PPKM Darurat memperbolehkan operasional konstruksi dengan protokol kesehatan yang ketat serta ekspor diharapkan masih tetap tumbuh tinggi sejalan dengan kinerja ekspor impor hingga Mei 2021.

Sedangkan untuk kuartal II, Sri Mulyani memprediksi proyeksi pertumbuhan ekonomi relatif tidak terpengaruh kenaikan COVID-19 karena kenaikan tersebut baru terjadi pada minggu kedua dan ketiga Juni dan PPKM darurat dilaksanakan pada awal Juli. “Kita melihat bulan Juni tadi ada sedikit mulai terjadi pelemahan, tapi kita harap itu tidak akan mempengaruhi banyak. Dengan demikian untuk kuartal kedua ini kita masih menggunakan outlook antara 7,1 hingga 7,5 persen,” ujar Sri Mulyani. (kmb/balipost)

Baca juga:  Program Makan Bergizi Penting Bagi Pertumbuhan Ekonomi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *