Tangkapan layar Menkomarves saat memberikan keterang pers, Sabtu (3/7). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia kembali mencatatkan rekor tambahan kasus COVID-19 pada Sabtu (3/7). Jumlahnya mencapai 27.913 orang atau hampir 28 ribu kasus.

Tambahan kasus ini, bahkan mengalami kenaikan melampaui 2.000 kasus dibandingkan sehari sebelumnya yang juga sangat tinggi, 25.830 orang. Kasus aktif pun mengalami penambahan signifikan dalam sehari, mencapai 14.138 orang.

Untungnya, pada hari ini dilaporkan rekor tambahan pasien sembuh, sebanyak 13.282 orang. Pencapaian tertinggi nasional untuk tambahan pasien sembuh ini dicatatkan 8 Februari 2021, sebesar 13.038 orang.

Menilik tingginya kasus baru dalam 4 hari belakangan, Koordinator PPKM Darurat Jawa Bali, Luhut B. Pandjaitan dalam keterangan pers virtual disiarkan kanal YouTube Kemenkes RI, Sabtu (3/7), dipantau dari Denpasar, mengatakan kenaikan kasus dimungkinkan masih terjadi. Ia memprediksi 10 bahkan dua minggu ke depan ini kasus masih akan terus naik.

Baca juga:  Karena Alasan Ini, Gubernur Koster Minta Kampanye KB Dua Anak Distop

Hal ini, menurut Luhut, karena inkubasi varian baru yang kini ada di Indonesia. “Ini masa kritis buat kita dua minggu ini. Karena itu masalah obat, oksigen, kesehatan, masalah hoax, dan buat-buat berita tidak benar! Itu akan kami tindak dengan jelas,” tegasnya.

Dalam keterangan pers sebelum PPKM Darurat dijalankan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemerintah akan melakukan 3 strategi untuk menangani penyebaran COVID-19 ini.

Baca juga:  Idul Adha, Kemenhub Terbitkan Aturan Baru Pengetatan Perjalanan Laut Jawa-Bali

“Jadi yang pertama adalah perubahan perilaku atau 3M, yang kedua adalah deteksi atau 3T, yang ketiga adalah vaksinasi. Itu tiga strategi untuk mengatasi pandemi untuk orang yang sehat. Sedangkan untuk yang sudah sakit, ada strategi perawatan (terapeutik),” ujarnya.

Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan jumlah pengetesan dan pelacakan menjadi tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya seperti yang dilakukan oleh negara-negara lainnya yang memiliki angka kasus COVID-19 tinggi.

Baca juga:  Duktang Masuk Badung Tanpa Suket Bebas COVID-19, Polisi akan Lakukan Ini

Selain itu, pemerintah juga akan memprioritaskan pengetesan epidemiologis atau dikhususkan untuk suspek atau orang yang kontak erat dengan pasien positif COVID-19.

“Jadi kita bisa mengharapkan mungkin dari sekitar 100 ribu sekarang kita bisa naikkan menjadi 400-500 ribu testing per hari. Kita sudah memberikan guidance sesuai dengan WHO m standard kalau positivity rate di bawah 5 (persen) hanya 1/1000 per minggu, kalau 5 sampai 15 persen 5/1000 per minggu, dan seterusnya,” jelas Budi. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *