DTW Tanah Lot. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Seluruh kawasan obyek wisata di Tabanan sejak 3 Juli sampai dengan 20 Juli kembali ditutup. Kebijakan ini diambil, setelah Tabanan memutuskan untuk ikut melakukan PPKM Darurat, menyesuaikan dengan kabupaten lainnya di Bali.

Seperti kondisi yang terlihat di kawasan Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Tabanan. Salah satu pantai yang cukup dikenal oleh masyarakat Tabanan inipun mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan penutupan sementara kawasan. Jika pada hari Sabtu dan Minggu biasanya ramai, kini layaknya tak berpenghuni.

Warung-warung di sepanjang pantai pun tutup. Hanya tampak petugas dari Satgas Desa yang menjaga pintu masuk kawasan pantai.

Jika ada pengunjung yang datang, dihimbau untuk putar balik. Bendesa adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia menyampaikan, pihaknya mendukung apapun yang menjadi kebijakan Pemerintah dalam upaya menekan angka kasus penyebaran COVID-19 yang belakangan ini mengalami peningkatan.

Baca juga:  Nusa Penida Ramai Dikunjungi, Tingkat Okupansi Akomodasinya Masih Rendah

Meski diakuinya, sedih juga lantaran kawasan pantai Yeh Gangga yang mulai ada ‘angin segar’ rencananya dibukanya kembali pariwisata di Bali harus kembali ditunda lantaran peningkatan kasus. “Yang jelas kami selalu taat akan aturan pemerintah, dan mulai kemarin atau Sabtu tanggal 3 Juli sudah dilakukan penutupan, dan nanti setiap harinya sampai dengan tanggal 20 Juli mendatang, tiap pagi sebanyak empat petugas Satgas Gotong Royong melakukan penjagaan di pintu masuk kawasan,” jelasnya, Minggu (4/7).

Lanjut, kata Dolia, meski dilakukan penutupan kawasan namun dirinya tetap memberikan kebijakan bagi mereka yang ingin melakukan upacara yadnya di pantai. Seperti Ngerorasin, Memukur ataupun Melukat. “Kami perbolehkan masuk kawasan dengan syarat tetap dengan batasan jumlah termasuk protokol kesehatan wajib dilakukan,” ucapnya.

Baca juga:  Batubulan

Kondisi serupa juga terlihat di DTW Tanah Lot, desa Beraban, Kediri. Selama tutup, sejumlah karyawan tetap kerja dan dilakukan dengan jadwal bergilir.

Ini dilakukan karena selama rentang waktu penutupan kawasan, areal obyek wisata tetap harus dibersihkan dan dijaga. “Selain itu untuk menginfokan ke pengunjung yang sudah terlanjur datang, bahwa kawasan obyek ditutup sementara, karena mungkin ada juga yang belum tahu tentang informasi penutupan, meski sudah diinformasikan pada tanggal 2 Juli malam lewat media sosial,” jelasnya.

Ia mengatakan pada Sabtu saat mulai penutupan kawasan, ada bus dan kendaraan pribadi yang datang harus putar balik. “Hari Minggu ini juga ada tapi beberapa,” beber I Wayan Sudiana, Manager DTW Tanah Lot.

Penutupan kawasan wisata juga dilakukan oleh Kebun Raya Eka Karya Bali. Obyek wisata yang kerap ramai di Sabtu dan Minggu ini juga mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Wilayah Jawa dan Bali. Selama penutupan, sejumlah langkah-langkah pencegahan COVID-19 juga akan dilakukan, seperti penyemprotan disinfektan ke seluruh fasilitas publik.

Baca juga:  Terbentuk, BP Geopark Kintamani

Selain itu, perawatan terhadap berbagai koleksi tumbuhan dan taman pun tetap akan dilakukan. Tujuannya agar mewujudkan pelayanan publik terbaik di bidang eduwisata serta mewujudkan kenyamanan juga keamanan pengunjung ketika tempat wisata ini akan dibuka kembali.

Bagi masyarakat yang sebelumnya sudah membeli tiket masuk dengan waktu kunjungan di sekitar tanggal penutupan sementara, pihak pengelola akan memberikan perpanjangan waktu kunjungan. Mereka bisa menggunakan tiket itu maksimal 90 hari, dihitung dari hari pembelian. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *