DENPASAR, BALIPOST.com – Tenaga kesehatan (Nakes) menjadi golongan yang paling rentan terpapar COVID-19. Mereka merupakan garda terdepan yang berjibaku dalam penanganan pasien COVID-19.
Berdasarkan data Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, dari awal pandemi Maret 2020 hingga 2 Juli 2021 total sebanyak 2.296 orang nakes terpapar COVID-19. Lima diantaranya meninggal dunia, dengan rincian 2 orang dokter, 1 orang perawat, 1 orang bidan, dan 1 orang analis.
Jumlah tersebut tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali. Nakes di Kota Denpasar paling banyak yang terpapar COVID-19, yaitu 660 orang, dan 1 orang meninggal dunia.
Disusul Kabupaten Badung sebanyak 395 orang, dan 1 orang meninggal dunia. Kabupaten Buleleng menduduki peringkat ketiga dengan 307 orang nakes yang positif COVID-19 dan 1 orang meninggal dunia.
Disusul Kabupaten Bangli sebanyak 242 orang, Kabupaten Gianyar sebanyak 214 orang, Kabupaten Tabanan sebanyak 179 orang dan 1 orang meninggal, Kabupaten Kulungkung 134 orang, Kabupaten Jembrana sebanyak 83 orang dengan 1 orang meninggal, dan Kabupaten Karangasem 82 orang nakes.
Kabid P2P Dinkes Provinsi Bali, I Wayan Widia, SKM, M.Kes., mengatakan dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19, para nakes telah dilengkapi dengan APD dan menerapkan protokol kesehatan. Namun, begitu masifnya penyebaran COVID-19 tidak menutup kemungkinan para naker terpapar COVID-19.
Apalagi, mereka bersentuhan langsung dengan pasien positif COVID-19. Sebab, dari 2.296 orang Nakes yang terpapar COVID-19, kebanyakan mereka yang bersentuhan langsung dengan pasien COVID-19 di fasilitas kesehatan (Faskes).
Kendati demikian, dibandingkan dengan daerah lain seperti di Jawa, jumlah nakes di Bali yang terpapar COVID-19 tidak terlalu tinggi. Terlebih mereka sudah divaksinasi 2 kali.
Selain itu, dalam menangani pasien COVID-19 Prokes tetap menjadi prioritas. “Karena kita antisipasi dalam situasi seperti saat ini mereka harus menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dibandingkan dengan masyarakat. Karena kita sebagai Nakes berhadapan langsung dengan pasien yang belum kita ketahui apakah mereka terpapar Covid-19 atau tidak,” ujar Widia, Jumat (9/7).
Ditanya soal rencana penambahan Nakes di tengah meningkatnya kasus di Bali, Widia mengatakan masih menunggu kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Namun, saat ini upaya isolasi terpusat pasien COVID-19 telah dibuka di Hotel Ibis Kuta dengan melibatkan nakes yang ada. (Winatha/balipost)