Prof. Damriyasa. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster dalam melaksanakan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang dilakukan secara niskala dengan “Ngrastiti Bhakti”, nunas ica di 101 Pura Kahyangan Jagat dinilai sebagai program yang tepat. Langkah yang ditempuh dalam 9 putaran mendapat dukungan dan apresiasi dari berbagai komponen.

Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., mengatakan Ngrastiti Bhakti yang dilaksanakan oleh Gubernur Koster secara niskala merupakan penyampaian terima kasih serta mohon tuntunan dalam menjalankan pembangunan Bali. Karena Pembangunan Bali yang dilaksanakan sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang merupakan warisan kekayaan intelektual, lokal wisdom dan indigenous knowledge para luluhur di Bali. Hal ini yang menjadikan Bali memiliki keunikan dan dikenal secara internasional.

Baca juga:  Ini, Jadwal Daftar Bakal Paslon Pilgub Bali

Secara konsisten segala kebijakan dan program pembangunan Bali berlandaskan pada nilai-nilai Sad Kerthi untuk selalu menjaga keharmonisan antara alam, manusia dan budaya Bali dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagian krama Bali. Konsep pembangunan ini merupakan  berkelanjutan, serta memiliki nilai lebih tinggi dari berbagai konsep pembangunan yang berkembang saat ini. Seperti konsep pembangunan rendah karbon.

“Kita tidak perlu mencari dan meniru konsep pembangunan dari luar. Tidak hanya dalam bidang pembangunan, banyak lagi nilai-nilai kearifan lokal Bali yang perlu kita gali dan kembangkan di berbagai bidang, misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, arsitektur dan lain-lain. Hal ini sedang dilakukan di Universitas Hindu Indonesia agar menjadi Universitas Unggulan,” tandas guru besar jebolan Jerman ini, belum lama ini.

Apresiasi juga datang dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. Dikatakan, langkah Gubernur Koster yang melakukan “Ngrastiti Bhakti” keliling 101 Pura Kahyangan Jagat di Bali untuk mendoakan dan memohon keselamatan alam dan rakyat Bali sudah sesuai dengan ajaran Agama Hindu. Apalagi, kewajiban para pemimpin “Bakti ring Dewa Tarmelupeng Pitra Puja Mwang Swagotra Kabeh, Ngrastiti Bakti” tersebut sangat tepat dilakukan untuk membentengi rakyat Bali baik sekala dan niskala.

Baca juga:  Buka International Tourism Leaders Summit, Gubernur Koster Jabarkan 6 Pilar Kepariwisataan

Terlebih di masa sulit akibat pandemi Covid-19 sekarang ini. “Melalui Ngrastiti Bakti yang dilakukan Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster ini diharapkan masyarakat Bali ikut berdoa bersama agar pandemi Covid-19 ini bisa berlalu, sehingga kehidupan masyarakat bisa berjalan normal dan tercapainya visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’,” ujar Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar ini.

Prof. Sudiana, mengatakan bahwa kemunculan pandemi Covid-19 merupakan siklus alam yang diyakini pada saatnya akan matilar (berakhir). Oleh karena itu, munculnya pandemi Covid-19 sepatutnya dimaknai sebagai momentum untuk melakukan mulat sarira secara sungguh-sungguh meningkatkan kesabaran dan kesadaran bersama, dengan tidak memunculkan sikap dan perilaku emosional, rasa curiga, saling tuduh, saling menyalahkan yang dapat memperkeruh suasana dan menjadi kontra produktif.

Baca juga:  Tanpa SKTS, Belasan Duktang Terjaring Operasi

Pandemi Covid-19 justru memberi ruang baru dengan spirit baru, pengalaman baru, pengetahuan baru, wawasan baru, dan peluang baru yang sepenuhnya diyakini bahwa Ida Bhatara, leluhur Bali akan memberi anugerah terbaik berupa lompatan kemajuan tatanan kehidupan baru yang diiringi dengan nilai-nilai baru memasuki Bali Era Baru. Apalagi, dalam penanganannya, Gubernur Koster telah melakukan berbagai upaya dan langkah untuk menekan penyebaran Covid-19 ini. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *