SEMARAPURA, BALIPOST.com – Upaya penyekatan dalam PPKM Darurat ini berdampak terhadap masyarakat yang melakukan vaksinasi. Sejak terjadi penyekatan, permintaan vaksinasi di Klungkung meningkat.
Mereka rata-rata orang yang sebelumnya sempat terjaring penyekatan petugas gabungan. Saat penyekatan selain wajib menunjukan identitas diri, juga wajib menunjukkan keterangan sudah divaksin atau sertifikat vaksinasi dan tempat tinggal domosili untuk memudahkan mobilitas.
Akhirnya mereka yang sempat terjaring penyekatan, memilih menyerah dan melakukan vaksinasi yang terus digelar setiap hari di Klungkung. Seperti pada setiap puskesmas dan GOR Swecapura yang melayani masyarakat yang belum divaksin sama sekali.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Klungkung Nyoman Suwirta, Rabu (14/7) mengatakan setelah mengeceknya langsung ke lokasi mereka ternyata mayoritas warga luar Bali yang ikut divaksin. Warga luar seperti dari NTB dan Jawa berdatangan ke lokasi sampai antre untuk mendapatkan vaksinasi.
Menurutnya, ini menunjukkan salah satu hasil positif dari pelaksanaan penyekatan. “Ini imbas positif dari penyekatan PPKM Darurat yang digelar siang malam. Ini membuat warga lebih sadar untuk segera divaksin,” katanya.
Dengan vaksinasi, mereka akan mendapatkan sertifikat vaksin. Sehingga aman untuk jika terjaring upaya penyekatan petugas gabungan Polri/TNI, Dishub, Sat Pol PP dan BPBD.
Namun, membludaknya warga yang ingin divaksin di setiap puskesmas dan GOR Swecapura juga menimbulkan masalah lain. Antrian menjadi lebih panjang dan masyarakat cukup lama menunggu.
Guna mengantisipasinya, Bupati Suwirta mengatakan SDM di setiap tempat vaksinasi harus ditambah. Bahkan, selain vaksinator juga ditambah tenaga dokter, guna melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut jika terjadi masalah lain.
Upaya ini berjalan cukup efektif, sehingga membuat partisipasi warga untuk mengikuti vaksinasi kian meningkat.
Salah satu warga penerima vaksin, Sadang asal NTB mengakui selama ini sulit beraktivitas berjualan karena tidak memiliki sertifikat vaksin. Selain itu, jika ia kembali ke kampungnya pun harus menunjukan sertifikat vaksin.
Maka, dengan kesadarannya ia datang sendiri ke lokasi vaksinasi. “Nanti biar saya bisa pulang ke Lombok,” katanya.
Sementara itu, untuk vaksinasi di Klungkung, saat ini sudah mencapai lebih dari 80 persen untuk vaksinasi tahap pertama dan tahap kedua baru 24 persen. Pelaksanaan vaksinasi tahap kedua, baru akan mulai meningkat di akhir bulan Juli sesuai jadwal yang sudah diberikan kepada masyarakat.
Vaksin AstraZeneca mulai diberikan tahap keduanya pada akhir Juli hingga pertengahan Agustus nanti. Maka, Suwirta berharap warga tetap memanfaatkan program vaksinasi ini untuk mencegah tertular COVID-19. (Bagiarta/balipost)