Dewa Made Indra. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Antrian dan berkumpulnya banyak warga yang mengikuti vaksinasi menunjukkan antusiasme masyarakat Bali. Namun, di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, tingginya kehadiran warga yang menyebabkan kerumunan perlu ditangani untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Dua lokasi yang menjadi perhatian adalah wantilan DPRD Provinsi Bali dan di Gedung Nari Graha.  Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam siaran persnya, Kamis (15/7), menyampaikan pelayanan vaksinasi yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Bali di kedua tempat ini sejatinya dimaksudkan untuk menambah/memperbanyak layanan vaksinasi dan memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.

Menurutnya layanan vaksinasi di wantilan DPRD Provinsi Bali dan Gedung Nari Graha sebenarnya sudah dilaksanakan sejak beberapa bulan. Kehadiran masyarakat biasanya tidak terlalu ramai dan relatif tertib dengan nomor antrian.

Baca juga:  Premi BPJS Naik, Penerima Bantuan Iuran Berkurang 45 Persen

Ia menambahkan, dalam beberapa minggu terakhir kehadiran masyarakat untuk vaksinasi di wantilan DPRD Provinsi Bali dan di Gedung Nari Graha sudah sangat berkurang dan bahkan relatif sepi.

“Semenjak diberlakukannya PPKM Darurat yang mempersyaratkan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri harus memperlihatkan sertifikat vaksinasi, barulah terjadi lonjakan masyarakat yang mengikuti vaksinasi di tempat ini,” ujarnya.

Sesungguhnya Pemerintah Provinsi Bali tidak tinggal diam terhadap hal lonjakan tersebut. Sekda Dewa Indra mengatakan telah mengambil beberapa langkah untuk mencegah kerumunan akibat banyaknya warga masyarakat yang datang yaitu dengan menambah personil tim vaksinator, memperpanjang jam operasional layanan vaksinasi, dan menerapkan kuota vaksinasi harian yang dilengkapi dengan nomor pendaftaran.

Baca juga:  Mobile Laboratorium Dukung Penguatan 3T COVID-19 di Bali, Siap Sasar Kerumunan

Namun demikian, masih terjadi peningkatan jumlah warga masyarakat yang datang ke tempat vaksinasi sehingga terjadi kerumunan. “Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini,” kata mantan Kalaksa BPBD Provinsi Bali ini.

Untuk mencegah terulangnya kejadian/situasi yang kurang nyaman ini, maka atas arahan Gubernur, pihaknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut. “Layanan vaksinasi di wantilan DPRD Provinsi Bali dan Gedung Nari Graha kami hentikan sementara sambil kami membuat sistem layanan vaksinasi yang lebih nyaman dan sesuai dengan protokol kesehatan,” katanya.

Baca juga:  Pasien Sembuh dari COVID-19, Ini yang Harus Diperhatikan

Selain itu, birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini mengatakan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Denpasar untuk terus membuka layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan (Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit), serta mengaktifkan kembali layanan vaksinasi berbasis banjar.

“Kami menghimbau kepada masyarakat yang belum vaksin untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat. Kami juga mohon fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pintanya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *