ECO-Penyemprotan eco enzyme di seluruh wilayah Kota Denpasar yang digelar selama 5 hari yang dimulai pada Kamis (15/7) di Kawasan Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebelumnya, penyemprotan dengan desinfektan marak dilakukan pada saat pandemi Covid-19 muncul. Kini, setelah lebih dari setahun, material yang digunakan menyemprot berbeda. Kali ini menggunakan eco enzyme. Seperti yang dilakukan Pemkot Denpasar bersama Komunitas Eco Enzyme Nusantara, Kamis (15/7).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengatakan untuk melakukan penyemprotan ini dikerahkan 8 unit mobil tangki dengan setiap tangki berkapasitas 5000 liter. Setiap harinya sebanyak 40 ribu liter eco enzyme disemprotkan di seluruh wilayah Denpasar. Hingga dalam 5 hari dilakukan penyemprotan sebanyak 200 ribu liter eco enzyme. “Ini setiap pagi akan bergerak ke empat kecamatan. Start dari depan Pura Jagatnatha Denpasar menuju Perempatan Catur Muka baru menuju ke wilayah masing-masing kecamatan,” ujar Dewa Rai

Baca juga:  Prosesi Pengarakan di Denpasar, Tiap Ogoh-ogoh Harus Diiringi Petugas Ini

Selain itu setiap Sabtu dan Minggu, masing-masing desa/kelurahan juga mengerahkan motor cikar atau moci. Sehingga penyemprotan cairan eco enzyme ini dapat merata hingga ke pelosok Kota Denpasar. “Mobil tangki ini menyasar jalan-jalan besar. Moci ini menyasar gang di desa/kelurahan,” ucapnya

Dengan penyemprotan eco enzyme ini pihaknya berharap bisa menekan kasus positif Covid-19. Apalagi eco enzym ini merupakan disinfektan nabati yang ramah lingkungan. “Kami berharap bisa menekan penyebaran kasus di Denpasar. Disamping prokes, kami lakukan berbagai upaya termasuk penyemprotan eco enzym,” kata Dewa Rai

Baca juga:  Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID-19 Dilaporkan Meninggal

Sementara itu, Penasihat Eco Enzym Nusantara Pusat, Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, SH.MH., mengatakan eco enzyme ini merupakan hasil permentasi dari bahan organik.Dimana bahan organik ini dipermentasi selama 3 bulan. “Misal sampah dapur mulai dari kulit buah, sisa sayur yang tidak dimasak diolah ditambah dengan gula aren, kemudian dipermentasi selama 3 bulan,” katanya.

Ia menambahkan, pada bulan pertama pelaksanaan permentasi, bahan organik ini akan menjadi alkohol. Selanjutnya pada bulan kedua akan menjadi asam. Dan pada bulan ketiga barulah menjadi eco enzyme. “Eco enzyme ini disemprotkan ke udara sebagai ‘sabun udara’ yang berfungsi untuk membersihkan polutan di udara. Dalam penyemprotannya, cairan ini ditambahkan dengan air,” ujarnya

Baca juga:  Kasus Berdarah di Monang Maning, Pelaku Dijerat Pasal Pembunuhan dan UU Darurat

“Eco enzyme ini juga bisa digunakan untuk pengobatan pribadi, membersihkan udara, membersihkan air, hingga bisa untuk membersihkan kamar mandi,” imbuhnya. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *