Tempat Isoman di Makassar, Kemenhub siapkan Kapal Pelni. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Perhubungan mendukung penanganan kasus COVID-19 di Makassar dengan menyiapkan kapal Pelni sebagai tempat isolasi mandiri (isoman) para pasien penderita COVID-19 yang bergejala ringan. Hal ini dilakukan untuk membantu Pemkot Makassar menyusul tingginya angka kasus positif COVID-19 dan terbatasnya ruang perawatan di Makassar.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R Agus H Purnomo mengatakan, penyediaan kapal ini merupakan tindak lanjut dari usulan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto. Dirjen Agus, dalam rilis yang diterima mengatakan, Kemenhub telah memberikan izin dan telah berkoordinasi kepada Pelni terkait dengan penyediaan kapal.

Baca juga:  Di Jakarta, Masyarakat Rentan di Zona Merah Mulai Dapatkan Vaksinasi

Selanjutnya, terkait operasional isolasi dan penyediaan nakes akan dikoordinasikan oleh Pemda setempat. Ia mengungkapkan PT Pelni menyiapkan kapal penumpang KM. Umsini untuk isolasi apung yang telah tiba Rabu (14/7) di Makassar.

Kapal KM. Umsini yang saat ini tengah berhenti beroperasi sementara waktu (port stay) karena adanya PPKM Darurat, memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 1.995 unit. Untuk pelaksanaan Isoman ini,  digunakan maksimal 50 persen dari kapasitas total yaitu sebanyak 868 unit dengan 68 unit diantaranya untuk nakes.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala), Capt Antoni Arif Priyadi menyebutkan penyediaan kapal untuk isolasi apung ini masih dalam tahap persiapan. Adapun beberapa aspek yang tengah disiapkan untuk isolasi apung ini salah satunya adalah penetapan status kapal sebagai tempat isolasi mandiri oleh Ditjen P2P Kementerian Kesehatan.

Baca juga:  Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Bandung

“Sedang dipersiapkan juga mengenai jangka waktu pelaksanaan, posisi kapal sandar/berlabuh,” ujar Dirlala.

Adapun fasilitas isolasi apung terdiri dari tempat tidur, crew kapal, alat kesehatan, APD untuk crew kapal, tenaga kesehatan, tenaga keamanan, konsumsi dan penanganan limbah medis.

“Saat ini untuk crew kapal yaitu hanya ABK inti dan proses rolling setiap 2 (dua) minggu sekali,” ujar Dirlala.

Kapal untuk isolasi apung ini dalam posisi tidak berlayar tetapi ditempatkan atau bersandar di sekitar Pantai Losari. Lokasi tersebut dipilih guna memudahkan pihak Pemkot Makassar melakukan pengawasan dan pendistribusian makanan dan obat-obatan.

Baca juga:  8 Bulan Pandemi, Pembiayaan Capai Belasan Triliun

Rencananya, pemanfaatan kapal untuk isolasi mandiri bagi penderita COVID-19 juga akan dilaksanakan di Lampung. Saat ini prosesnya masih dalam tahap koordinasi dengan Gubernur Lampung dan pihak terkait lainnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *