DENPASAR, BALIPOST.com – Penanganan pandemi COVID-19 tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan. Peran masyarakat juga sangat penting. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana (Unud) Prof. Dr. kdr. I Ketut Suyasa, Rabu (14/7).
Ia mengatakan kepatuhan prokes harus mulai dari keluarga. “Kalau di keluarga sudah saling mengingatkan untuk mematuhi prokes, saya yakin kita akan bisa melangkah lebih baik,” ujarnya.
Selain faktor ketaatan dalam prokes, ia mengatakan, faktor abai juga menjadi penyebab peningkatan kasus di Bali. Kasus harian COVID-19 sebelum akhir Juni 2021 sempat membaik dengan kasus harian hanya 2 digit. Namun karena faktor abai, kasus harian kembali naik tajam. “Kuncinya prokes karena itu merupakan mandatory, tidak bisa ditawar-tawar,” tegasnya.
Ia juga mengatakan layanan kesehatan kini terancam kolaps sehingga perlu partisipasi masyarakat. “Yang mana RS sekarang kan BOR di atas 80%, jangan sampai RS kolaps. Belum lagi nakes sudah banyak bertumbangan. Oleh karena itu, tolonglah kami … Jadi nakes juga butuh partisipasi dan kerjasama masyarakat,” ungkapnya.
Saat lonjakan kasus ini, ia meminta masyarakat untuk tidak abai terhadap prokes, taati 3M, kurangi mobilitas. Menurutnya, upaya ini paling tidak juga akan berimbas pada nakes yang beban kerjanya sudah cukup berat. “Belum lagi kita berbicara masalah kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan di RS, baik obat-obatan, oksigen, dll,” ujarnya.
Meski nakes banyak bertumbangan, namun ia meyakinkan bahwa FK Unud masih siap menyediakan SDM jika dibutuhkan. “Karena kami memiliki nakes di luar dokter spesialis, yaitu residen sebanyak 1.200-an, tentu mereka kami atur regulasinya sedemikian rupa sehingga kami memiliki tenaga atau SDM yang cukup untuk melayani masyarakat. Jadi tidak mungkin kami terjunkan sekaligus,” ungkapnya.
Selain residen, FK Unud juga memiliki lulusan dokter yang masih menunggu penempatan internship. Tenaga ini, menurutnya, bisa diperbantukan pada saat negara membutuhkan. (Citta Maya/balipost)